Selasa, 20 November 2012

Makalah PP dan PPCO



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Tak ada yang menyangkal jika olahraga baik untuk kebugaran tubuh dan melindungi kita dari berbagai penyakit. Namun, berolahraga secara berlebihan dan mengabaikan aturan berolahraga yang benar, malah mendatangkan cedera yang membahayakan dirinya sendiri.
Cedera sering dialami oleh seorang atlit, seperti cedera goresan, robek pada ligamen, atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut biasanya memerlukan pertolongan yang profesional dengan segera. Banyak sekali permasalahan yang dialami oleh atlit olahraga, tidak terkecuali dengan sindrom ini. Sindrom ini bermula dari adanya suatu kekuatan abnormal dalam level yang rendah atau ringan, namun berlangsung secara berulang-ulang dalam jangka waktu lama. Jenis cedera ini terkadang memberikan respon yang baik bagi pengobatan sendiri.
Ada beberapa hal yang menyebabkan cedera akibat aktivitas olahraga yang salah. Aktivitas yang salah ini karena pemanasan tidak memenuhi syarat, kelelahan berlebihan terutama pada otot, dan salah dalam melakukan gerakan olahraga. Kasus cedera yang paling banyak terjadi, biasanya dilakukan para pemula yang biasanya terlalu berambisi menyelesaikan target latihan atau ingin meningkatkan tahap latihan.
Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet senior. Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu permainan (misalnya ada babak tambahan) atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti.
Cara yang lebih efektif dalam mengatasi cedera adalah dengan memahami beberapa jenis cedera dan mengenali bagaimana tubuh kita memberikan respon terhadap cedera tersebut. Juga, akan dapat untuk memahami tubuh kita, sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya cedera, bagaimana mendeteksi suatu cedera agar tidak terjadi parah, bagaimana mengobatinya dan kapan meminta pengobatan secara profesional (memeriksakan diri ke dokter).
Perawatan dan pencegahan cedera di perguruan tinggi. Khususnya para mahasiswa pendidikan jasmani. Makalah ini mencakup agar mahasiswa mampu melaksanakan dan faham tentang prinsip-prinsip, faktor-faktor perawatan cedera dalam olahraga serta dapat mempraktekkanya pada saat menempuh perkuliahan maupun setelah lulus dan menjadi guru pendidikan jasmani di sekolah.

B.      Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud cedera dan cedera olahraga ?
2.      Apa macam-macam cedera olahraga ?
3.      Bagaiamana klasifikasi cedera olahraga ?
4.      Apa penyebab cedera olahraga ?
5.      Bagaimana penerapan usaha pencegahan cedera olahraga pada olahraga sepak bola ?

C.      Tujuan
1.      Mengetahui  pengertian cedera dan cedera olahraga.
2.      Mengetahui macam-macam cedera olahraga.
3.      Mengetahui klasifikasi cedera olahraga.
4.      Mengetahui penyebab cedera olahraga.
5.      Memahami penerapan usaha pencegahan cedera olahraga pada olahraga sepak bola.





BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Cedera dan Cedera Olahraga
1.      Cedera
Cedera adalah suatu akibat daripada gaya-gaya yang bekerja pada tubuh atau sebagian daripada tubuh dimana melampaui kemampuan tubuh untuk mengatasinya, gaya-gaya ini bisa berlangsung dengan cepat atau jangka lama.
Dapat dipertegas bahwa hasil suatu tenaga atau kekuatan yang berlebihan dilimpahkan pada tubuh atau sebagian tubuh sehingga tubuh atau bagian tubuh tersebut tidak dapat menahan dan tidak dapat menyesuaikan diri.
Harus diingat bahwa setiap orang dapat terkena celaka yang bukan karena kegiatan olahraga, biarpun kita telah berhati-hati tetapi masih juga celaka, tetapibila kita berhati-hati kita akan bisa mengurangi resiko celaka tersebut.

2.      Cedera Olahraga
Kegiatan olahraga yang sekarang terus dipacu untuk dikembangkan dan ditingkatkan bukan hanya olahraga prestasi atau kompetisi, tetapi olahraga juga untuk kebugaran jasmani secara umum. Kebugaran jasmani tidak hanya punya keuntungan secara pribadi, tetapi juga memberikan keuntungan bagi masyarakat dan negara. Oleh karena itu kegiatan olahraga sekarang ini semakin mendapat perhatian yang luas.
Bersamaan dengan meningkatnya aktivitas keolahragaan tersebut, korban cedera olahraga juga ikut bertambah. Sangat disayangkan jika hanya karena cedera olahraga tersebut para pelaku olahraga sulit meningkatkan atau mempertahankan prestasi.

“Cedera Olahraga” adalah rasa sakit yang ditimbulkan karena olahraga, sehingga dapat menimbulkan cacat, luka dan rusak pada otot atau sendi serta bagian lain dari tubuh.

Cedera olahraga jika tidak ditangani dengan cepat dan benar dapat mengakibatkan gangguan atau  keterbatasan fisik, baik dalam melakukan aktivitas hidup sehari-hari maupun melakukan aktivitas olahraga yang bersangkutan. Bahkan bagi atlit cedera ini bisa berarti istirahat yang cukup lama dan mungkin harus meninggalkan sama sekali hobi dan profesinya. Oleh sebab itu dalam penaganan cedera olahraga harus dilakukan secara tim yang multidisipliner.

B.               Macam – macam Cedera Olahraga
Didalam menangani cedera olahraga (sport injury) agar terjadi pemulihan seorang atlit untuk kembali melaksanakan kegiatan dan kalau perlu ke prestasi puncak sebelum cedera.
Kita ketahui penyembuhan penyakit atau cedera memerlukan waktu penyembuhan yang secara alamiah tidak akan sama untuk semua alat (organ) atau sistem jaringan ditubuh, selain itu penyembuhan juga tergantung dari derajat kerusakan yang diderita, cepat lambat serta ketepatan penanggulangan secara dini.
Dengan demikian peran seseorang yang berkecimpung dalam kedokteran olahraga perlu bekal pengetahuan mengenai penyembuhan luka serta cara memberikan terapi agar tidak menimbulkan kerusakan yang lebih parah, sehingga penyembuhan serta pemulihan fungsi, alat dan sistem anggota yang cedera dapat dicapai dalam waktu singkat untuk mencapai prestasi kembali, maka latihan untuk pemulihan dan peningkatan prestasi sangat diperlukan untuk mempertahankan kondisi jaringan yang cedera agar tidak terjadi penecilan otot (atropi).
Agar selalu tepat dalam menangani kasus cedera maka sangat diperlukan adanya pengetahuan tentang macam-macam cedera. Cedera olahraga dapat digolongkan 2 kelompok besar :
a.    Kelompok kerusakan traumatik (traumatic disruption) seperti : lecet, lepuh, memar, leban otot, luka, “stram” otot, “sprain” sendi, dislokasi sendi, patah tulang, trauma kepala-leher-tulang belakang, trauma tulang pinggul, trauma pada dada, trauma pada perut, cedera anggota gerak atas dan bawah.
b.  Kelompok “sindroma penggunaan berlebihan” (over use syndromes), yang lebih spesifik yang berhubungan dengan jenis olahraganya, seperti : tenis elbow, golfer’s elbow swimer’s shoulder, jumper’s knee, stress fracture pada tungkai dan kaki.

C.    Klasifikasi Cedera Olahraga
Secara umum cedera olahraga diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
a.    Cedera tingkat 1 (cedera ringan)
Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius, namun dapat mengganggu penampilan atlit. Misalnya: lecet, memar, sprain yang ringan.
b.    Cedera tingkat 2 (cedera sedang)
Pada cedera tingkat kerusakan jaringan lebih nyata berpengaruh pada performance atlit. Keluhan bias berupa nyeri, bengkak, gangguan fungsi (tanda-tanda inplamasi) misalnya: lebar otot, straing otot, tendon-tendon, robeknya ligament (sprain grade II).
c.    Cedera tingkat 3 (cedera berat)
Pada cedera tingkat ini atlit perlu penanganan yang intensif, istirahat total dan mungkin perlu tindakan bedah jika terdapat robekan lengkap atau hamper lengkap ligament (sprain grade III) dan IV atau sprain fracture) atau fracture tulang.
d.    Strain dan Sprain
Strain dan sprain adalah kondisi yang sering ditemukan pada cedera olahraga.
1.    Strain
Strain  adalah menyangkut cedera otot atau tendon. Straing dapat dibagi atas 3 tingkat, yaitu :
a)    Tinkat 1 (ringan)
Straing tingkat ini tidak ada robekan hanya terdapat kondisi inflamasi ringan, meskipun tidak ada penurunan kekuatan otot, tetapi pada kondisi tertentu cukup mengganggu atlit. Misalnya straing dari otot hamstring (otot paha belakang) akan mempengaruhi atlit pelari jarak pendek (sprinter), atau pada baseball pitcher yang cukup terganggu dengan strain otot-otot lengan atas meskipun hanya ringan, tetapi dapat menurunkan endurance (daya tahannya).
b)    Tingkat 2 (sedang)
Strain pada tingkat 2 ini sudah terdapat kerusakan pada otot atau tendon, sehingga dapat mengurangi kekuatan atlit.
c)    Tingkat 3 (berat)
Straing pada tingkat 3 ini sudah terjadi rupture yang lebih hebat sampai komplit, pada tingkat 3 diperlukan tindakan bedah (repair) sampai fisioterapi dan rehabilitasi. 
2.    Sprain
Sprain adalah cedera yang menyangkut cedera ligament. Sprain dapat dibagi 4 tingkat, yaitu :
a)    Tingkat 1 (ringan)
Cedera tingkat 1 ini hanya terjadi robekan pada serat ligament yang terdapat hematom kecil di dalam ligamen dan tidak ada gangguan fungsi.
b)    Tingkat 2 (sedang)
Cedera sprain tingkat 2 ini terjadi robekan yang lebih luas, tetapi 50% masih baik. Hal ini sudah terjadi gangguan fungsi, tindakan proteksi harus dilakukan untuk memungkinkan terjadinya kesembuhan. Imobilisasi diperlukan 6-10 minggu untuk benar-benar aman dan mungkin diperlukan waktu 4 bulan. Seringkali terjadi pada atlit memaksakan diri sebelum selesainya waktu pemulihan belum berakhir dan akibatnya akan timbul cedera baru lagi.
c)    Tingkat 3 (berat)
Cedera sprain tingkat 3 ini terjadinya robekan total atau lepasnya ligament dari tempat lekatnya dan fungsinya terganggu secara total. Maka sangat penting untuk segera menempatkan kedua ujung robekan secara berdekatan.
d)    Tingkat 4 (Sprain fraktur)
Cedera sprain tingkat 4 ini terjadi akibat ligamennya robek dimana tempat lekatnya pada tulang dengan diikuti lepasnya sebagian tulang tersebut.

D.      Penyebab Cedera Olahraga
Beberapa faktor penting yang ada perlu diperhatikan sebagai penyebab cedara olahraga.
1.    Faktor olahragawan/olagragawati
a.    Umur
Faktor umur sangat menentukan karena mempengaruhi kekuatan serta kekenyalan jaringan. Misalnya pada umur 30-40 tahun raluman kekuatan otot akan relative menurun. Elastisitas tendon dan ligament menurun pada usia 30 tahun. Kegiatan-kegiatan fisik mencapai puncaknya pada usia 20-40 tahun.
b.    Faktor pribadi
Kematangan (motoritas) seorang olahraga akan lebih mudah dan lebih sering mengalami cedera dibandingkan dengan olahragawan yang sudah berpengalaman.
c.    Pengalaman
Bagi atlit yang baru terjun akan lebih mudah terkena cedera dibandingkan dengan olahragawan atau atlit yang sudah berpengalaman.
d.    Tingkat latihan
Betapa penting peran latihan yaitu pemberian awal dasar latihan fisik untuk menghindari terjadinya cedera, namun sebaliknya latihan yang terlalu berlebihan bias mengakibatkan cedera karena “over use”.
e.    Teknik
Perlu diciptakan teknik yang benar untuk menghindari cedera. Dalam melakukan teknik yang salah maka akan menyebabkan cedera.


f.      Kemampuan awal (warming up)
Kecenderungan tinggi apabila tidak dilakukan dengan pemanasan, sehingga terhindar dari cedera yang tidak di inginkan. Misalnya : terjadi sprain, strain ataupun rupture tendon dan lain-lain.
g.    Recovery period
Memberi waktu istirahat pada organ-organ tubuh termasuk sistem musculoskeletal setelah dipergunakan untuk bermain perlu untuk recovery (pulih awal) dimana kondisi organ-organ itu menjadi prima lagi, dengan demikaian kemungkinan terjadinya cedera bisa dihindari.
h.    Kondisi tubuh yang “fit”
Kondisi yang kurang sehat sebaiknya jangan dipaksakan untuk berolahrag, karena kondisi semua jaringan dipengaruhi sehingga mempercepat atau mempermudah terjadinya cedera.
i.      Keseimbangan Nutrisi
Keseimbangan nutrisi baik berupa kalori, cairan, vitamin yang cukup untuk kebutuhan tubuh yang sehat.
j.      Hal-hal yang umum
Tidur untuk istirahat yang cukup, hindari minuman beralkohol, rokok dan yang lain.
2.    Peralatan dan Fasilitas
Peralatan : bila kurang atau tidak memadai, design yang jelek dan kurang baik akan mudah terjadinya cedera.
Fasilitas : kemungkinan alat-alat proteksi badan, jenis olahraga yang bersifat body contack, serta jenis olahraga yang khusus.
3.    Faktor karakter dari pada olahraga tersebut
Masing-masing cabang olahrag mempunyai tujuan tertentu. Missal olahraga yang kompetitif biasanya mengundang cedera olahraga dan sebagainya, ini semua harus diketahui sebelumnya.



E.      Usaha Pencegahan Cedera Olahraga dan Penerapannya pada Olahraga Sepak bola
Setiap atlet atau siapapun yang melakukan aktifitas olahraga pasti mendekatkan diri dengan resiko cidera. Memang sering terjadi cidera tersebut tidak terlalu membahayakan. Namun demikian ada beberapa faktor yang perlu menjadi perhatian yang menjadi prinsip dari pencegahan cidera pada olahraga. Bila prinsip ini dilaksanakan maka tubuh akan siap melakukan aktifitas olahraga dengan aman. Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa cara usaha-usaha untuk pencegahan cedera olahraga yang ,antara lain :
1.   Pengaturan gizi
Seorang atlet,baik itu professional atau non pofesional akan membutuhkan asupan gizi yang baik dan teratur untuk dapat mengatur kondisi fisik tubuhnya dan pengeluaran kalorinya. Penambahan beban kerja selalu diikuti upaya penambahan energi dan zat-zat gizi lainnya yang diperoleh dari makanan. Kalori yang dibutuhkan semakin besar sesuai tingkat energi yang dikeluarkan selama melakukan aktivitas. Jumlah kalori yang dibutuhkan tergantung dari berat ringannya aktivitas yang diikuti. Keadaan gizi untuk orang biasa yang tidak melakukan aktivitas berat cukup dengan 2500 kalori, sedangkan bagi atlit yang melakukan aktivitas fisik yang yang berat memerlukan kira-kira 4000 kalori. Sumber kalori yang kita gunakan tersebut berasal dari karbohidrat . Lemak secara teotitis bisa menghasilkan kaori yang paling banyak. Tetapi memilih memakan lemak yang banyak untuk memperoleh kalori adalah keputusan yang kurang tepat karena lemak paling sulit dicerna.
Pengetahuan gizi khususnya tentang pengaturan makanan untuk atlet sangat bermanfaat, karena memberikan beberapa keuntungan atlet tersebut, antara lain :
1) Memberikan pengetahuan tentang makanan yang dapat mencapai atau mempertahankan kondisi tubuh yang telah diperoleh dalam latihan;
2) Memberikan makanan yang dapat menyediakan energi yang diperlukan untuk melakukan aktivitas fisik dan olahraga;
3) Menentukan bentuk makanan dan frekwensi makan yang tepat pada waktu latihan intensif sebelum, selama dan sesudah pertandingan;
4) Menggunakan prinsip gizi dalam menurunkan dan menaikkan berat badan sesuai yang diinginkan;
5) Menggunakan prinsip gizi untuk mengembangkan atau membuat rencana diet individu sesuai dengan aturan tubuh, keadaan fisiologi dan metabolismenya serta mempertimbangkan selera serta kebiasaan dan daya cerna atlet
Makanan yang baik bagi para olahragawan adalah makanan yang seimbang. Maksudnya, makanan yang dalm penyusunannya tidak hanya disesuaikan dengan kebutuhan energi dalam bentuk kalori saja, tetapi harus diperhatikan pula komposisi makannanya. Kecukupan nutrisi optimal pada olahragawan adalah karbohidrat sebesar 60-70% dari total energi, protein 12-15%, sisanya didapatkan dari lemak. Vitamin dan mineral mempunyai peran dalam meningkatkan kemampuan fisik atlet terutama pada saat latihan dan pertandingan.
Pengaturan gizi sebagai upaya pencegahan cedera juga berkenaan dengan frekuensi dan waktu makan. Makan dalam jumlah tertentu dengan frekuensi tiga kali sehari, jauh lebih aman daripada makan dengan jumlah yang sama namun dengan frekuensi dua kali atau sekali dalam sehari. Jika seorang olahragawan memiliki kebiasaan makan sekaligus dalm sehari dengan jumlah yang sangat banyak, maka kan terjadi beban pada sistem pencernannya. Seseorang yang akan melakukan aktivitas yang membutuhkan banyak tenaga, harus menghindari makanan yang menyebabkan kejang-kejang pada perut, makanan yang keluarnya dari lambung sangat pelan dan makanan yang menyebabkan diare.
Ø  Penerapan Usaha Pengaturan Gizi pada Olahraga Sepakbola
Berikut beberapa cara dalam pengaturan gizi bagi seorang atlet,misalnya saja pada atlet sepak bola. Selain pengaturan program latihan yang teratur dan terarah, untuk mencapai hasil yang lebih baik dengan asupan gizi atau pengaturan makanan dengan kebutuhan gizi yang lebih besar dan seimbang dibanding orang biasa. Serta pengaturan makanan khusus harus disiapkan pada masa pelatihan,pertandingan dan pasca pertandingan.Sebagai contoh,atlet sepak bola makan 3x sehari dengan lauk pauk yang seimbang dan gizinya lebih besar dari orang biasa. Dan pada saat latihan, pertandingan dan pasca pertandingan diberikan makanan khusus, seperti suplemen atau vitamin. Hal ini bertujuan agar kebutuhan zat-zat yang diperlukan tubuh bisa terpenuhi dan dapat menjaga kondisi atlet sepakbola tersebut supaya tetap dalam kondisi prima sehingga pemain tidak akan mudah cedera dan daya tahan tubuhnya tetap terjaga.
2.   Pengaturan Istirahat atau Recovery
Kegiatan-kegiatan yang emerlukan aktivitas fisik yang berat dengan tidak memperhatikan istirahat dapat menimbulkan resiko yang cukup fatal.lelah dan capek adalah reaksi fisiologis yang diberikan pada kitaagar kiata beristirahat. Apabila hal itu kurang diindahkan maka kejadian yang tidak diinginkan akan terjadi.
Sehabis melakukan aktifitas fisik, banyak terkumpul zat yang melelahkan di dalam tubuh sehingga tubuh perlu beristirahat. Oaring yang mengalami kelelahan biasanya tidak dapat berfikir dengan benar, otot-otot menjadi lemah, daya tahan tubuh secar umum menurun, koordinasi gerak kurang baik. Kemungkinan terjadinya cedera terbuka lebar pada seseorang yang mengalami kelelahan namun tetap memaksakan diri untuk tetap melakukan aktifitas fisik.
Istirahat yang cukup adalah perlu sekali untuk memperoleh kondisi yang sebaik-baiknya. Kondisi yang baik berfungsi untuk menutup kemungkinan terjadinya cedera. Agar para atlet tetap pada kondisi yang prima, hendaknya mereka disarankan untuk mempunyai jatah istirahat yang cukup.
Salah satu usaha agar tidak cepat mengalami kelelahan adalah pengaturan waktu istirahat dengan baik. Recovery (pulih asal) yang baik dan cukup akan mengistirahatkan seluruh sel-sel tubuh kita dari stress karena keharusan bekerja berat secara terus-menerus pada saat aktif. Recovery yang baik dan pemberian asupan gizi yang yang tepat akan dapat segera mengembalikan simpanan glikogen otot secara optimal. Dengan demikian asupan gizi yang tepat dan istirahat  yang cukup sanagt dibutuhkan olahragawan baik yang professional maupun bukan (adalah sangat ironis jika atlet yang besok pagi harus bertanding tetapi malam sebelumnya begadang sampai pagi). Disamping itu laju percepatan recovery dapat dibantu dengan pemberian masase olahraga, terutama yeng berkaitan dengan penumpukan asam laktat, otot yang tegang dan atau “njarem”.
Ø  Penerapan Usaha Pengaturan Istirahat atau Recovery pada Olahraga Sepakbola
Pada olahraga sepak bola, dikenal adanya waktu setengan permainan  yang dimana diselinggi oleh waktu istirahat selama 15 menit yang bertujuan untuk mengisirahatkan fisik para pemain sehingga nantinya tidak terlalu mengalami kelelahan yang biasanya dapat mengakibatkan pemain menderita cedera. Tetapi istirahat pada tengah pertandingan bukan berarti sudah mencukupi kebutuhan untuk mengembalikan kondisi fisik secara prima namun hanya menghindari agar fisik para pemain tidak terlalu berat dalam melakukan kerjanya sehingga membuat mereka rentan akan cedera. Setelah bertanding secara penuh selama 90 menit, disarankan agar pemain beristirahat selama 3 atau 4 hari sampai pertandingan berikutnya. Hal ini dimaksudkan agar kondisi badan bisa fit kembali dan rasa lelah yang mengakibatkan pemain mudah mengalami cedera bisa dihilangkan. Dapat kita ambil contoh di Eropa yang kompetisi sepak bolanya cukup padat sehingga memungkinkan suatu klub sepak bola mengkuti beberapa kompetisi dalm satu tahun. Tetapi meskipun begitu jadwal pertandingan diberi jarak antara 3 sampai 4 hari agar para pemain bisa mengikuti setiap kompetisi dengan fisik yang prima sehingga bisa menampilkan permainan terbaiknya.
Disamping itu istirahat tersebut harus diimbangi dengan asupan gizi yang cukup supaya otot-otot yang dipergunakan pada saat bermain sepakbola terutama otot-otot kaki bisa bekerja dengan baik tanpa mengalami suatu gangguan.  Selain itu setelah bertanding dapat pula dilakukan masase atau pemijatan ringan terutama pada bagian paha dan betis agar otot-otot  pada bagian tersebut menjadi rileks dan tidak mengalami kram. Tetapi jika soorang pemain sudah mengalami cedera maka masa istirahatnya tidak 3 atau 4 hari tetapi bisa lebih dari itu sesuai dengan yang disarankan oleh dokter.
2.    Latihan peningkatan kondisi fisik
Kondisi fisik atlet memegang peranan yang sangat penting dalam suatu program latihan. Program latihan kondisi fisik haruslah direncanakan secara baik dan sistematis, ditujukan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional dari sistem tubuh sehingga dengan demikian memungkinkan atlet untuk mencapai prestasi yang lebih baik.
Fungsi utama dari latihan adalah agar tubuh mampu mengerahkan tenaga untuk mencapai hasil kerja yang maksimal. Dengan latihan, organ tubuh serta susunan syaraf yaitu otak mengadakan penyesuaian terhadap beban kerja yang lebih berat sehingga mengalami perkembangan sesuai dengan intensitas latihannya.
Bentuk latihan fisik antara lain :
a)       Latihan Daya Tahan (Aerobik dan Anaerobik)
Kemampuan daya tahan dan stamina dapat dikembangkan melalui kegiatan lari dan gerakan-gerakan lain yang memiliki nilai aerobik. Biasakan pemain menyenangi latihan lari selama 40-60 menit dengan kecepatan yang bervariasi. Tujuan latihan ini adalah meningkatkan kemampuan daya tahan aerobik dan daya tahan otot. Artinya, pemain dipacu untuk berlari dan bergerak dalam waktu lama dan tidak mengalami kelelahan yang berarti. Selanjutnya proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi, intensitas, dan kecepatan, yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobik (stamina)pemain. Artinya, pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama dengan gerakan yang tetap konsisten dan harmonis.
b)    Latihan Kekuatan
kekuatn adalah kemampuan maksimal seseorang untuk mengangkat suatu beban. Pengertian semacam itu sering disalahartikan oleh sebagian orang. Banyak diantara kita yang beranggapan bahwa kemampuan push-up atau sit-up dijadikan ukuran kekuatan seseorang. Sebenarnya agar jasmani seseorang menjadi lebih segar dn kuat, maka semua otot tubuh harus dilatih sehingga kemampuan otot menjadi maksimal.
Upaya pencegahan cedera tidak hanya ditopang oleh kekuatan otot lengan saja, namun keuatan otot tungkai, otot perut, otot bahu, dan otot-otot lainnya juga perlu dilatih. Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan kekuatan ini adalah berlatih menggunakan beban atau dengan kata lain latihan beban (weight training). Sebaiknya sebelum melakukan program latihan beban sesungguhnya, disarankan agar pemain lebih dulu mengenal berbagai bentuk gerakan seperti:
§  Mendorong (push up, pull up)
§  Bangun tidur, angkat kaki
§  Memperkuat otot punggung, pinggang
§  Jongkok berdiri untuk membina kekuatan tungkai – loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak.
Proses selanjutnya adalah meningkatkan kualitas geraknya dengan menggunakan beban (weight training) yang sebenarnya. Dianjurkan untuk tidak melakukan atau berlatih loncat di tempat yang keras karena akan berdampak terjadinya sakit, cedera pada bagian lutut, dan pinggang.



c)   Latihan Kecepatan
Cara untuk bergerak cepat adalah melatih kecepatan tungkai/kaki. Aspek kecepatan juga bermakna pemain harus cekatan dalam mengubah arah gerak dengan tiba-tiba, tanpa kehilangan momen keseimbangan tubuh (agilitas). Bentuk-bentuk latihannya antara lain:
a.       Lari cepat dalam jarak dekat
b .  Lari bolak-balik, jarak enam meter (shuttle run)
c.   Tingkatkan kualitas latihan dengan menggunakan beban, rintangan.
d.      Jongkok-berdiri dan diikuti lari cepat dalam jarak dekat pula.
d)   Latihan Kelenturan/Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah komponen kesegaran jasmani yang sangat penting dikuasi oleh setiap atlet. Dengan karakteristik gerak serba cepat, kuat, luwes namun tetap bertenaga, pembinaan kelenturan tubuh harus mendapat perhatian khusus.Latihan fleksibilitas harus mendapat porsi yang cukup. Orang yang kurang lentur rentan mengalami cedera di bagian otot dan daerah persendian. Di samping itu, gerakannya cenderung kaku sehingga banyak menggunakan energi, kurang harmonis, kurang rileks, dan tidak efisien.Latihan-latihan peregangan dengan kualitas gerakan yang benar memacu komponen otot dan persendian mengalami peregangan yang optimal. Oleh karena itu, fleksibilitas ini harus dilatih dengan tekun dan sistematis.
Ø  Penerapan Usaha Peningkatan Latihan Fisik pada Olahraga Sepakbola
Pada olahraga Sepakbola aspek fisik sangat diutamakan karena hal tersebut merupakan komponen yang penting bagi pemain Sepakbola guna bisa bermain dalam jangka waktu yang cukup lama tanpa mudah mengalami kelelahan fisik. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan latihan fisik guna menunjang dan memperkuat fisik pemain setiap akan bertanding agar pada saat melakukan pertandingan pemain tidak mudah mengalami cedera. Bentuk-bentuk latihan fisik yang dapat dilakukan oleh seorang pemain Sepakbola antara lain :
a)      Latihan Daya Tahan (Aerobik dan Anaerobik)
Untuk memperkuat daya tahan seorang pemain sepak bola dapat melakukan kegiatan lari mengelilingi lapangan Sepak bola sebanyak 5 sampai 10 kali putaran dan jika masih belum terlalu lelah bisa dilanjutkan sampai 15 kali putaran. Hal ini bertujuan untuk memperkuat otot-otot terutama otot bagian paha dan betis agar terbiasa untuk melakukan aktivitas yang berat. Selanjutnya proses latihan lari ini ditingkatkan kualitas frekuensi, intensitas, dan kecepatannya, yang akan berpengaruh terjadinya proses anaerobik (stamina) pemain sehingga stamina para pemain akan tetap baik ketika harus bertanding penuh selama 90 menit. Dan nantinya diharapakan pemain itu mampu bergerak cepat dalam tempo lama dengan gerakan yang tetap konsisten dan harmonis.
b)    Latihan Kekuatan
Pada pemain sepak bola, latiahan kekuatan dapat dialakuakan secara rutin guna meningkatan kerja otot agar bisa digunakan secara maksimal. Latihan kekuatan tersebut dapat dilakukan sebanyak dua atau tiga kali dalam seminggu dengan porsi latihan yang berbeda-beda. Latiahn kekuatan ini dapat dilakukan dipusat kebugaran atau tempat fitness yang dimana tersedia alat-alat yang bisa digunakan untuk melatih kekuatan otot. Sebaiknya sebelum melakukan program latihan beban sesungguhnya, disarankan agar pemain lebih dulu melakukan berbagai bentuk gerakan seperti:
§  Mendorong (push up, pull up)
§  Bangun tidur, angkat kaki
§  Memperkuat otot punggung, pinggang
§  Jongkok berdiri untuk membina kekuatan tungkai – loncat-loncat di tempat atau sambil bergerak.
Dengan melakuakan latihan beban yang memacu otot untuk bekerja secara maksimal, maka cedera otot yang biasa dialami oleh pemain sepak bola bisa dihindari karena otot sudah terbisa dengan kegiatan yang membutuhkan kerja otot yang maksimal.
c)   Latihan Kecepatan
Aspek kecepatan sangat diperlukan oleh seorang pemain sepak bola agar bisa melakukan permainan dengan disertai adanya skill dari masing-masing pemain. Dalam hal ini kecepatan merupakan suatu usaha seorang pemain untuk menghindari hadangan atau kawalan dari pemain lawan dengan gerakan yang cepat dan lincah tanpa kehilangan keseimbangan. Latihan kecepatan disini ditujukan untuk meningkatkan refleks kaki agar bisa bergerak dengan cepat dan tetap seimbang. Berbagai latihan kecepatan yang dapat dilakukan oleh seorang pemain sepak bola antara lain :
·         Lari sprint dengan jarak 100 m.
·         Lari bolak-balik jarak 10 meter dengan intensitas kecepatan yang semkin meningkat.
·         Lari zig-zag dengan menggiring bola.
Dengan melakukan latihan kecepatan di atas maka seorang pemain sepak bola akan terhindarkan dari bahaya cedera yang munculnya bisa karena kesalahan sendiri atau karena keslahan pemain lawan. Seorang pemain yang memilki kecepatan akan sulit untuk disliding oleh pemain lawan karena pemain tersebut bisa menghindar atau melompat. Sehingga dengan begitu cedera akan dapat dihindarkan.
d)   Latihan Kelenturan/Fleksibilitas
Latihan kelenturan diperlukan seorang pemain sepak bola agar gerak tubuhnya menjadi lebih luwes dan fleksibel. Latihan kelenturan ditujukan untuk melatih persendian agar dapat bergerak pada daerah gerak secara maksimal. Pada bagian persendian merupakan bagian yang rentan akan cedera karena bagian tersebut menghubungkan antar tulang dan dimana bagian tersebut merupakan bagian yang paling dominan dalam melakukan gerak.
Sedangkan pada sepak bola, sendi yang sering digunakan untuk bergerak adalah sendi pada bagian, pergelangan kaki, lutut, pangkal paha dan pada punggung. Oleh karena itu seorang pemain sepak bola harus selalu melatih persendiannya agar tidak kaku saat bertanding sepak bola. Usahakan sebelum latiahan dan bertanding harus melakukan pemanasan terlebih dahulu guna mereganggkan otot dan melatih persendian agar tidak kaku saat digunakan dalam berlatih dan bertanding. Dengan begitu cedera yang biasanya terjadi pada daerah persendian bisa diantisipasi sebelumnya.



BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Cedera akibat berolahraga paling kerap terjadi pada atlet, tak terkecuali atlet sepak bola. Biasanya itu terjadi akibat kelelahan berlebihan karena panjangnya waktu permainan (misalnya ada babak tambahan) atau terlalu banyaknya partai pertandingan yang harus diikuti. Kalau pemula, biasanya kesalahan terbanyak karena tidak cukup efektifnya pemanasan atau gerakan peregangan yang dilakukan sebelum memulai olahraga. Akibatnya, otot tidak siap untuk melakukan aktifitas. Berolahraga secara berlebihan dan mengabaikan aturan berolahraga yang benar, malah mendatangkan cedera dan membahayakan diri sendiri.

B.   Saran

Dari pembahasan di atas diharapkan para atlit khususnya atlet sepak bola tidak hanya mengerti tentang bagaimana cara malakukan garakan olahraga saja, tetapi juga harus mengetahui usaha-usaha dalam mencegah terjadinya cedera yang dapat merugikan atlet itu sendiri. Dengan mengerti tentang cara-cara mencegah cedera maka diharapkan atlet dapat mengantisipasi kejadian-kejadian yang mungkin bisa menimbulkan cedera. Selain itu diharapkan pula seorang pelatih atau guru pendidikan jasmani juga bisa memberikan arahan-arahan tentang usaha-usaha yang memperkecil terjadinya bahaya cedera bagi atlet yang dilatih ataupun anak didiknya.



DAFTAR PUSTAKA

Soetopo, Sayati. 1994. Pencegahan Cedera dan P3K. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.
http://fisioterapior.wordpress.com/prinsip-pencegahan-cidera-olahraga/ 
http://priyosport07.wordpress.com/2010/06/02/usaha-pencegahan-cedera-olahraga/
http://badrockboys.blogspot.com/2009/09/prinsip-pencegahan-cidera-olahraga.html








Tidak ada komentar:

Posting Komentar