BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada
kehidupan manusia pasti akan dihadapkan dengan beberapa masalah yang ada,
sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang muncul. Dengan segenap
kemampuan yang dimiliki manusia, manusia akan selalu berusaha untuk menyelesaikan
semua masalah-masalah itu. Tetapi terkadang seseorang akan lupa terhadap apa
yang terjadi pada dirinya sendiri, lebih-lebih pada masalah fisik, yaitu
tentang kesegaran jasmani. Banyak dari mereka yang sibuk, akan lupa terhadap
kesehatan dan kestabilan kesegaran jasmaninya.
Kesegaran
jasmani seseorang adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas
pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, untuk dapat
mencapai kondisi kesegaran jasmani yang prima seseorang perlu melakukan latihan
fisik yang melibatkan beberapa komponen kesegaran jasmani dengan metode latihan
yang benar.
Semakin
tinggi tingkat kesegaran jasmani seseorang, semakin besar kemampuan fisiknya
dan produktifitas kerjanya, khususnya dalam bidang olahraga. Bagi guru
pendidikan jasmani ataupun pelatih, sangat penting mengadakan
pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa atau atlet untuk
mengembangkan prestasi. Selain itu para Guru atu Pelatih akan membutuhkan
sesuatu yang dinamakan demngan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengoreksi dan
mengetahui seberapa tingkat dan perkembangan setelah melakukan beberapa tahap
latihan. Sebagai Pelatih dan Guru olahraga, yang bertanggung jawab atas
prestasi anak asuhannya. Perlu melengkapi dirinya dengan pengetahuan tentang
cara-cara mengukur dan menilai status kondisi fisik tersebut. Dan statrus
kondisi fisik seseorang hanya mungkin diketahui dengan pengukuran dan penilaian
yang berbentuk beberapa tes kemampuan.
Cara
evaluasi yang tepat yang harus dilakukan yaitu dengan cara Tes dan Pengukuran
terhadap atlet ataupun siswa. Tes dan pengukuran dapat dilakukan dengan
beberapa cara dan tahap yang mempunyai manfaat dan tujan dilakukannya tes
tersebut. Dan tes tersebut dibagi menjadi bebrapa komponen kondisi fisik serta
beberapa jenis tes yan sudah dikelompokan.
Dengan
melakukan tes dan pengukuran ini kita dapat mengambil beberapa manfaat,
diantaranya kita dapat mengevaluasi tahap latihan yang telah dilakukan, dengan
hal itu kita dapat mengetahui seberapa perkembangan kondisi fisik seseorang,
selain kita bisa mengembangkan prestasi atlet, kita juga bisa menjadikan ini
sebagai bahan perbaikan dalam pemebelajaran atau pelatihan. Kita juga dapat
termotivasi oleh hasil yang diambil dalam tes dan pengukuran ini, atau bahkan
kita dapat menggunakan data ini untuk bahan sebuah penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa
pengertian daya tahan (endurance) ?
2. Apa
saja macam-macam tes daya tahan ?
3. Bagaimana
perencanaan tes daya tahan ?
4. Bagaimana
cara pemanggilan testi ?
5. Apa
saja prasarana dan sarana yang digunakan?
C.
Tujuan
1. Menjelaskan
pengertian daya tahan (endurance).
2. Menjelaskan
macam-macam tes daya tahan.
3. Menjelaskan
perencanaan tes daya tahan.
4. Menjelaskan
cara pemanggilan testi.
5. Menjelaskan
prasarana dan sarana yang digunakan.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Daya Tahan (Endurance)
Merupakan
suatu kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik secara terus menerus dalam
waktu yang lama dan dalam suasana aerobik. Seseorang yang mempunyai daya tahan
yang baik, tidak akan merasa kelelahan yang berlebihan setelah melakukan
latihan dan kondisinya pun cepat pulih kembali seperti keadaan sebelum
melakukan latihan (Depkes,1996). Daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan
pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik.
Secara umum daya tahan yang banyak dibahas adalah daya tahan kardiovaskular dan
otot. Daya tahan kardiovaskular merupakan faktor utama dalam kesegaran jasmani.
Daya tahan kardiovaskular dipengaruhi oleh: keturunan, usia, jenis kelamin,
aktivitas fisik (Moeloek, 1984).
Pengertian
ketahanan ditinjau dari kerja otot adalah kemampuan kerja otot atau sekelompok
otot dalam jangka waktu tertentu, sedang pengertian ketahanan dari sistem
energy adalah kemampuan kerja organ-organ tubuh dalam jangka waktu tertentu. Istilah
ketahanan atau daya tahan dalam dunia olahraga dikenal sebagai kemampuan
peralatan organ tubuh olahragawan untuk melawan kelelahan selama berlangsungnya
aktivitas atau kerja.latihan ketahanan dipengaruhi dan berdampak pada kualitas
system kardiovaskuler, pernapasan dan system peredaran darah. Oleh karana itu
factor yang berpengaruh terhadap ketahanan adalah kemampuan maksimal dalam
memenuhi komsumsi oksigen yang ditandai dengan VO2max.
Komponen
biomotorik ketahanan pada umumnya digunakan sebagai salah satutolok ukur untuk
mengetahui tingkat kebugaran jasmani (physical fitness) olahragawan.
Kebugaran jasmani adalah suatu keadaaan kemampuan peralatan tubuh yang dapat
memelihara keseimbangan tersedianya energy sebelum, selama, dan sesudah
aktivitas kerja berlangsung. Hubungan antara ketahanan dan kinerja (penampilan)
fisik olahragawan diantaranya adalah:
1. Kemampuan
untuk melakukan aktivitas kerja secara terus menerus dengan intensitas yang
tinggi dan dalam jangka waktu lama.
2. Kemampuan
untuk memperpendek waktu pemulihan (recovery), terutama pada cabang olahraga
pertandingan dan permainan.
- Kemampuan untuk menerima beban latihan yang lebih berat, lebih lama, dan bervariasi.
Dengan
demikian olahragawan yang memiliki ketahanan baik akan mendapatkan keuntungan selama
bertanding, diantaranya, mampu:
1. Menentukan
irama dan pola permainan,
2. Memelihara
atau mengubah irama dan pola permainan sesuai yang diinginkan, dan
3. Berjuang
secara ulet dan tidak mudah menyerah selama bertanding.
Daya
Tahan (Endurance ) dibagi menjadi 2 yaitu daya tahan kardiovaskuler dan daya
tahan otot. Daya Tahan Kardiovaskuler adalah kemampuan seseorang dalam
mempergunakan system jantung, paru-paru dan peredaran darahnya secara efektif
dan efisienuntuk menjalankan kerja secara terus menerus yang melibatkan
kontraksi otot dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama. DayaTahan
Otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan ototnya untuk berkontraksi
secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.
2. Macam-macam Tes Daya Tahan
a. Tes daya tahan kardiovaskuler
1)
Lari
1.500 m dengan Fartlek
Ø Pengertlan
Fartlek
Sistem latihan fartlek atau speed play
diciptakan oleh Gotta Roamer dari Swedia. Pengertian fartlek adalah suatu
sistem latihan endurance yang maksudnya adalah untuk membangun, mengembalikan
atau memelihara kondisi tubuh seseorang sehingga sangat baik bagi semua cabang
olahraga terutama cabang olahraga yang memerlukan dayatahan tubuh.
Fartlek sebaiknya dilakukan di alam
terbuka yang terdapat bukit-bukit semak belukar, selokan-selokan untuk
dilompati, tanah berpasir, tanah rumput, tanah lembek, dan sebagainya, bukan di
alam yang rata dan yang pemandangannya membosankan.
Ø Cara
Melakukan Fartlek
Fartlek biasanya dimulal dengan
lari-lari lambat yang kemudian divariasi dengan sprint-sprint pendek yang
intensif dan dengan lari jarak menengah dengan kecepatan konstan yang cukup
tinggi.
Variasi tempo lari ini bisa
dimainkan oleh atlet tergantung dari kondisi atlet apablla terasa lelah boleh
lari pelan-pelan bahkan boleh berjalan. Dan setelah merasa kuat lagi bisa lari
lagi atau sprint dan sebagainya. Oleh karena itu, sistem latihan ini disebut
dengan fartlek yang artinya bermain-main dengan kecepatan.
Ø Cara
Melakukan Lari Jarak 1.500 m dengan Fartlek
1)
Lari secara terus-menerus
Latihan ini memperbaiki keadaan
tetap atau keseimbangan antara pengeluaran tenaga, pengambilan zat asam selama
latihan berlangsung. Latihan ini dilakukan di atas tanah yang tidak
bergelombang. Lari 5 sampai 20 km tanpa adanya penambahan kecepatan langkah
secara tiba-tiba dan denyut nadi tidak boleh lebih tinggi dari 150 per menit.
2)
Lari dengan kecepatan dan jarak yang bervarlasi
Latihan ini memperlancar atau
memperbaiki ketahanan organ-organ tubuh dan bagian-bagian lain dari tubuh si
pelari. Latihan sebaiknya di tanah lapang yang sangat bervarlasi yaitu
kira-kira 10-12 km dengan lari lambat diutamakan. Walaupun demikian, lari-lari
yang bervariasi sebaiknya diperpanjang pada kecepatan yang sedang atau
(200-600) m, lari cepat (100-150) m, lari dipercepat (25-50) m, dan lari naik
turun (40-80) m, lari-lari dengan variasi yang berganti-ganti seperti diselingi
dengan jalan sewaktu-waktu.
2. Interval Trainning
Pada akhir-akhir ini sistem latihan interfasi mulai digunakan untuk
semua cabang olah raga : atletik, balap sepeda, mendayung, dan macam-macam
permainan.
Interval trainning
merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (intervasi).
Bentuk latihan in pada mulanya ditemukan oleh seorang dokter yang juga coach
atletik dari Jerman : dr. Woldemar Cersshler.
Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek
dengan memebrikan koreksi secara teliti dalam : menentukan jarak,
istirahat, banyaknya ulangan (repetation) dan waktu latihan. Latihan
interval juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.
Contoh :
a. Jarak lari
ditentukan: 1600 m (4 kali keliling lintasan lari.
b. Ulangan (repetition) : 4 kali, berarti 4 X 400m.
c.
Waktu untuk menempuh jarak (400
m): 90 detik.
d. Waktu istirahat (recovery interval): 120 detik.
Untuk lari pertama
latian boleh digunakan ulangan 2-3 kali terlebih dahulu, kemudian untuk
seterusnya 4 kali ulangan. Atlit diharuskan menempuh jarak 400 m dengan waktu
90 detik, kemudian jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk putaran
kedua, istirahat lagi dan seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari.
Demikianlah untuk seterusnya latihan dilakukan akan tetapi waktu istirahat
makin lama makin di kurangi dari 120 detik menjadi 90 – 60 – 50 detikdan
setrerusnya sampai tujuan akhir tercapai yaitu lari 4 x 400 m tanpa istirahat =
1600 m.
Untuk memper berat latihan disamping pengurangan waktu
istirahat dapat pula dengan meningkatkan bentuk istirahat dari jalan, jalan
cepat atau lari-lari kecil. Cara meningkatkan beban dapat pula dengan
memperberat salah satu dari faktor – faktor di atas dikombinasikan, misalnya:
a. Jarknya yang ditambah.
b. Ulangan yang diperbanyak.
c. Waktu dipercepat.
3. Aerobik
a. Arti dan tujuan
Yang dimaksud dengan aerobik adalah suatu sistem altihan
yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang
cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh.
Perbaikan-perbaikan tersebut antara lain :
1)
Bertambah kuatnya oto-otot pernapasan untuk memungkinkan aliran udara yang
cepat ke dalam dan keluar paru-paru.
2)
Bertambah kuatnya jantung untuk memompa lebih banyak darah dan oksigen pada
tiap denyutan.
3)
Menambah kuat oto-otot diseluruh tubuh.
Jadi, dengan aerobik, kita akanmendapatkan suatu pengaruh
yang menuju pada perbaikan-perbaikan ataupun dapat melawan penyakit-penyakit
teetentu diantaranya sakit jantung, sakit paru-paru, dapat menambah kesegaran
jasmani,merugah sikap tubuh menjadi lebih tegap dan mental yang baik, menambah
lebih waspada, percaya pada diri sendiri, mempercantik wajah serta untuk melawan
penyakit-penyakit yang lainnya. Jadi, aerobik dapat berfungsi sebagai obat dan
untuk mempetinggi daya tahan dari seranganp-serangan penyakit.
b. Program aerobik
Sebelumnya memulai program aerobik, kita harus
mengklasifikasikan diri dalam suatu kategori bagaimana keadaan kondisi kita
pada saat sekarang. Dengan bermacam-macam tes kita akan mengetahui apakah tubuh
kita ini dalam kondisi yang baik (segar) atau kondisi fisik yangkurang baik.
Sudah barang tentu bila kondisi kita ternyata baik, pasti kita akan
mempertahankan bahkan ditingkatkan dan bila ternyata kurang baik kita beruaha
untuk memperbaiki.
Dari macam-macam tes yang ada maka tes 12 menit adalah
salah satu jenis tes yang mudah dilaksanakan oleh semua orang dan biayanya pun
sangat murah. Tes 12 menit dilakukan dengan berlari-lari di lapangan, di jalan
atau tempat-tempat yang memuingkinkan untuk mengukur jarak tempuhnya. Dalam
lari in kita diperbolehkan untuk berjalan kaki bila kita lelah/ capai.
Hindarilah memaksa diri untuk mendapatkan suatu nilai dimana dengan cara itu
badan kita menjadi letih.
Bila waktu 12 menit
telah habis maka kita harus segera memberi tanda pada titik yang kita capai.
Bila hal ini dilakukan di jalan, kita dapat mengukur jarak yang ditempuh dengan
speed meter mobil atau sepeda motor atau melihat tanda yang telah
ditentukan bila hal ini dilakukan di lapangan.
Bila tes 12 menit ini masih dianggap susah karena
dilakukan secara beramai-ramai (massal) berhubungan dengan cara mengukurnya,
bentuk tes yang lebih praktis adalah dimana jaraknya yang ditentukan (1,5
mil=2,4 km), kemudian orang yang dites disuruh menempuh jarak tersebut dengan
berlari dan berjalan.
Bila kita sudah mengetahui kategori yang kita miliki,
program latihan harus disesuaikan dengan kategori kita masing-masing. Program
latihan dapat dilakuakan dengan bermacam-macam bentuk misalnya jalan kaki, lari
di tempat, lari, bernang, bersepeda, basket ball, dan lain-lain cabang olah
raga. Akan tetapi, jenis latihan yang paling murah dan dapat dilakukan oleh
seluruh lapisan masyarakat adalah lari.
Tes 12 menit juga menunjukkan kepada kita dengan tepat
berapa minggu waktu yang diperlukan serta berpa banyak latihan olah raga yang
harus dilakukan setiap minggu untuk dapat mencapai nilai 30 setiap minggu.
Setelah kita mampu memperoleh nilai cukup ini, nilai 30 setiap minggu yang kita
peroleh sudah cukup untuk memelihara kondisi tubuh yang baik.
4.
Harvard Step-Ups Test
Tes
ini adalah pengukuran yang paling tua untuk mengetahui kemampuan aerobik yang
dibuat oleh Brouha pada tahun 1943. Ada beberapa istilah seperti kemampuan
jantung-paru, daya tahan jantung-paru, aerobic power, cardiovascular endurance,
cardiorespiration endurance, dan kebugaran aerobik yang kesemuanya mempunyai
arti yang kira-kira sama. Penelitian ini dilakukan di Universitas Harvard, USA,
jadi nama tes ini dimulai dengan nama Harvard. Inti dari pelaksanaan tes ini
adalah dengan cara naik turun bangku selama 5 (lima) menit.
Ø Pelaksanaan:
1. Tinggi bangku 20
feet (50 cm).
2. Irama langkah pada
waktu naik turun bangku (NTB) adalah 30 langkah per menit, jadi 1 (satu)
langkah setiap 2 (dua) detik.
3. 1 (satu) langkah
terdiri dari 4 (empat) gerakan/hitungan:
a.
Hitungan 1 : Salah satu kaki diangkat (boleh kanan atau kiri terlebih dahulu
tetapi konsisten), kemudian menginjak bangku. (Asumsi kaki kanan).
b.
Hitungan 2 : Kaki kiri diangkat lalu berdiri tegak di atas bangku.
c.
Hitungan 3 : Kaki yang pertama menginjak bangku pada hitungan 1 (asumsi kaki
kanan) diturunkan kembali ke lantai.
d.
Hitungan 4 : Kaki kiri diturunkan kembali ke lantai untuk berdiri tegak seperti
sikap semula.
4. Ganti langkah
diperbolehkan tetapi tidak lebih dari 3 (tiga) kali.
5. Supaya irama langkah
ajeg/stabil, maka digunakan alat metronome.
6. NTB dilakukan selama
5 (lima) menit. Saat aba-aba stop, tubuh harus dalam. keadaan tegak. Kemudian
duduk dibangku tersebut dengan santai selama 1 (satu) menit.
7. Hitung denyut nadi
(DN) orang coba (testi) selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 1.
8. 30 detik kemudian
hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 2.
9. 30 detik kemudian
hitung kembali DN testi selama 30 detik. Dicatat sebagai DN 3.
10. Setelah mendapatkan
DN 1, DN 2, DN 3, maka data tersebut dimasukan kedalam rumus Indeks kebugaran
yang selanjutnya dikonversikan sesuai rumus yang dipilih.
11. Apabila testi tidak
kuat melakukan NTB selama 5 (lima) menit, maka waktu lama NTB tersebut dicatat,
lalu DN-nya diukur/dihitung sesuai dengan petunjuk pengambilan DN tersebut.
Ø Indeks Kebugaran
Rumus Panjang:
Durasi
NTB (detik) x 100/2 (DN 1+DN 2+DN 3)
Indeks Kebugaran
Kategori Kebugaran < 55 Jelek 55-64 Kurang dari rata-rata 65-79 Rata-rata
80-89 Baik ≥90 Baik sekali Rumus Pendek: Durasi NTB (detik) x 100/(5,5 x DN 1)
Indeks Kebugaran Kategori Kebugaran <
50 Jelek 50-80 Rata-rata >80 Baik.
5.
MFT ( Multi Fitnes Test )
Multi
fitnes test ( MFT ) adalah suatu jenis tes daya tahan atau Endurance yang
bertujuan untuk mengetahui VO 2 Max. di Indonesia, oramg-orang biasanya
menyebutnya Tes Tung ( Bleep Test ). Satuan dari tes ini yaitu cc/Kg bb/menit.
Di dalam jenis tes ini terdapat beberapa kelemahan, kelemahan tersebut yaitu
tidak adanya perbedaan prosedur pelaksanaan atau norma antara peserta atau
orang coba laki-laki dan wanita. Yang kedua yaitu tidak adanya perbedaan faktor
usia di dalamnya.
Beberapa hal tentang tes MFT :
1) Pertama
kita harus menyiapkan kaset, tape atau VCD.
2) Menyediakan
stop watch, alat tulis, dan lintasan
3) Jarak
lintasan yang akan dilalui adalah 20 meter, tapi kita harus menyiapkan jarak
minimal 30 M.
4) Start
bisa dimulai dari garis manapun, tetapi ketika start kaki tidak boleh melebihi
garis start.
5) Ketika
pembalikan, salah satu kaki dan setengah dari tubuh harus melewati garis. Jika
lebih juga tidak apa-apa.
6) Dikatakan
tes ini selesai atau berhenti jika peserta telah melanggar atau tidak mengikuti
perintah dari kaset 2 kali berturut-turut.
b. Tes daya tahan otot
Tes kekuatan daya tahan otot juga bias dilakukan dengan
beberapa cara sederhana seperti:
- Push up : mengukur kekutan daya tahan lengan bagian atas
- Back up : mengukur kekuatan daya tahan punggung
- Sit up : mengukur kekuatan daya tahan perut
- Squat jumps : mengukur kekuatan daya tahan tungkai
3.
Prosedur Pelaksanaan Tes
a.
Cara pemanggilan
Pada tes daya tahan kardiovaskuler tidak
dimungkinan untuk dilaksanakan dalam satu hari dikarenakan tes ini memerlukan
stamina yang prima dalam pelaksanaannya sehingga testi tidak akan sanggup jika
dilakukan satu hari sekaligus. Setidaknya dilakukan selama 3 – 4 hari dengan
urutan tes disesuaikan.
1.
Lari 1500 m dengan Fartlek
Pemanggilan
testi dilakukan sesuai jumlah lintasan lari pada lintasan dalam stadion. Pada stadion gombong jumlah lintasan adalah 6
maka pemanggilan testi di bagi masing-masing 6 orang dan dipanggil sesuai nomor
absensi mahasiswa.
2. Interval Trainning
Pemanggilan
testi dilakukan sesuai jumlah lintasan lari pada lintasan dalam stadion. Pada stadion gombong jumlah lintasan adalah 6
maka pemanggilan testi di bagi masing-masing 6 orang dan dipanggil sesuai nomor
absensi mahasiswa. Karena interval training diselinggi istirahat maka 6 orang
berikutnya dapat melakukan selagi 6 orang yang pertama istirahat selama 120
detik. Kemudian bergantian antara 6 orang pertama dan 6 orang kedua sampai
masing-masing melakukan 4 x 400 m atau 4 kali keliling lintasan lari.
3.
Aerobik
Pada
tes aerobic ini dilakukan dengan berlari mengelilingi lintasan selama 12 menit
tanpa berhenti tapi dapat diselingi dengan jalan. Tes ini dapat dilakukan
beberapa orang sekaligus. Disini tes dilakukan 10 orang sekaligus dan dipanggil
sesuai nomor absensi mahasiswa. Setelah 10 orang berlari mengelilingi lintasan
selama 12 menit, selanjutnya disusul 10 orang berikutnya.
4. Harvard Step-Ups Test
Merupakan
tes naik turun bangku secara terus menerus selama 1 menit. Pemanggilan testi
dilakukan sebanyak bangku yang tersedia dan urut sesuai dengan nomor absensi
mahasiswa. Setelah beberapa orang pertama melakukan selama 1 menit dilanjutkan
dengan orang berikutnya.
5.
MFT ( Multi Fitnes Test )
Hampir
sama dengan tes lari bolak-balik hanya perbedaannya terdapat tanda yang
diperdengarkan menggunakan media tape. Tes ini dapat dilakukan oleh beberapa
orang sesuai lintasan yang dibuat. Pemanggilan testi dilakukan sebanyak lintasan
yang tersedia dan urut sesuai dengan nomor absensi mahasiswa. Setelah
masing-masing orang melanggar tanda sebanyak 2 kali. maka akan dilanjutnya oleh
beberapa orang berikutnya.
6.
Tes Daya Tahan Otot
Push
up, sit up, back up dan squat jump dapat dilakukan secara bergantian.
Masing-masing tes dilakukan selama 1 menit. Pemanggilan testi urut mulai absen
1 sampai 4. Nomor absen 1 melakukan tes push up, absen 2 melakukan tes sit up,
absen nomor 3 melakukan tes back up dan absen no 4 melakukan tes squat jump.
Setelah satu menit no absen 1 selanjutnya melakukan tes sit up, no absen 2
melakuka tes back up, no absen 3 melakukan tes squat jump dan no absen 4
melakukan tes push up. Begitu seterusnya sampai keempatnya melakukan semua tes.
Kemudian dilanjutkan 4 orang berikutnya sesuai nomor absensi.
b. Urutan tes
Tes
daya tahan ini dilakukan kurang lebih 5 hari dikarenakan tes dilakukan pada
pagi dan sore diakibarkan tes ini membutuhkan kondisi fisik yang baik dan jika
dilakukan pada siang hari maka hasilnya kurang maksimal. Disamping itu jika tes
dilakukan dalam satu hari sekaligus maka akan memberatkan bagi testi. Berikut
ini adalah urutan tes yang akan dilaksankan :
Ø Hari
Pertama adalah tes lari 1500 m dengan Fartlek.
Ø Hari
Kedua adalah tes Interval Trainning.
Ø Hari
Ketiga tes aerobik.
Ø Hari
Keempat MFT
( Multi Fitnes Test ).
Ø Hari
Terakhir Harvard Step-Ups Test dan Tes daya tahan otot.
c.
Setting tempat
Tempat
yang dilaksanakannya tes daya tahan ini adalah area lapangan gombong terutama
untuk tes daya tahan kardiovaskuler yang memerlukan lintasan lari. Sedangkan
untuk tes daya tahan otot dapat mengambil tempat di salah satu ruangan FIK yang
cukup luas dan sesuai untuk melaksanakan tes.
d.
Tempat menunggu
Tempat
menunggu para testi yang akan dan yang menunggu giliran tes yang bertempat di
lokasi lapangan gombong adalah pada area di samping gudang yang terletak di
dekat pintu masuk lapangan gombong. Tempat tersebut merupakan tempat loker
untuk perlengkapan para testi dimana tersedia almari untuk menempatkan barang.
Sedangkan di FIK tempat menunggunya dapat di luar ruangan maupun di belakang
mahasiswa yang melakukan tes. Tetapi lokasi menunggu tidak boleh terlalu jauh
dari ruangan tempat pelaksanaan tes tersebut.
e.
Testi dan Testor
v Testi
dalam tes daya tahan ini adalah mahasiswa FIK UM jurusan Pendidikan Jasmani dan
kesehatan Offering C angkatan tahun 2010 dan beberapa kakak tingkat.
v Testor
dalam tes daya tahan ini adalah mahasiswa FIK UM jurusan Pendidikan Jasmani dan
kesehatan Offering C angkatan tahun 2010 dan beberapa kakak tingkat terutama
kelompok 2.
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di
atas dapat disimpulkan bahwa daya tahan merupakan suatu keadaan yang menekankan
pada kapasitas melakukan kerja secara terus menerus dalam suasana aerobik.
Secara umum daya tahan yang banyak dibahas adalah daya tahan kardiovaskular dan
otot. Daya tahan kardiovaskular merupakan faktor utama dalam kesegaran jasmani.
Daya tahan kardiovaskular dipengaruhi oleh: keturunan, usia, jenis kelamin,
aktivitas fisik. Tes endurance biasanya lebih dikenal dengan tes daya tahan
tubuh seseorang. Tes ini untuk mengetahui kemampuan cardio vasculair sistem
didalam mengelola O2 dalam tubuh yang dipergunakan pada waktu kerja
berat. Kemampuan ini dikenal dengan simbol VO2 max, atau disebut
sebagai Maximal Aerobic Power dengan satuan yang dipakai adalah liter permenit
per berat badan, disingkat dengan cc/kg/BB/men.
B. Saran
Begitu banyak manfaat yang bisa kita
ambila dari melakukan tes dan pengukuran. Jadi sebaiknya, bagi setiap Guru
olahraga atau Pelatih mengisi pengetahuannya tentang beberapa komponen dan
hal-hal yang berkaitan dengan tes dan pengukuran olahraga. Karena dengan itu
kita akan bisa mengambil banyak manfaat, diantaranya seperti :
• Untuk pelaksanaan
evaluasi dan Sebagai bahan motivasi.
• Sebagai bahan
perbaikan mengajar / melatih dan Sebagai dasar penelitian.
• Penentuan status
atlet dan pembagian kelompok sesuai dengan ketentuan yang telah ada.
DAFTAR RUJUKAN
http://endhine9685.wordpress.com/2009/10/07/endurance-daya-tahan/
http://perizkykurniagunawan.blogspot.com/2010/01/harvard-step-ups-test.html
http://saifurss07.wordpress.com/2010/03/27/kondisi-fisik/
http://tegartia.wordpress.com/tag/bentuk-latihan-fisik/
http://guruolga.blogspot.com/
http://suaraterbaru.com/contoh-latihan-daya-tahan/olahraga/
ijin nyolong materi omm/tante
BalasHapusperf banget.TYSM ya
BalasHapusperf banget.TYSM ya
BalasHapus