Sepakbola Dilihat dari Aspek Kognitif

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Di saat sekarang ini siapa yang tak kenal dengan cabang olahraga sepak bola. Hampir semua lapisan masyarakat mengenal dan menyukai sepak bola. Olahraga ini telah mendunia dan menjadi bagian dari peradaban manusia. Sepak bola saat ini menjadi sesuatu yang bisa mendatangkan keuntungan. Selain membuat badan menjadi sehat, olahraga ini juga mendatngkan keuntungan secara financial. Hal itu dapat kita lihat dari club - club Eropa yang bisa meraup keuntungan dari olahraga ini. Siaran – siaran langsung yang dilakukkan oleh media televisi, menjadikan sepak bola lebih bisa untuk dinikmati oleh semua kalangan.

Dalam permainan sepak bola, semuanya tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik semata, tetapi juga harus menggunakan akal atau fikiran untuk bisa berkembang dan lebih bisa mengeksplorasi. Cara berfikir dalam memainkan olahraga ini juga menentukan keberhasilan. Untuk itulah aspek kognitif dibutukan juga dalam olahraga sepak bola karena aspek ini menyangkut tentang bagaimana cara kita untuk bisa mengembangkan pola pikir agar bisa menalar dan mempertimbangkan segala sesuatunya untuk menunjang kemajuan dari olahraga tersebut.

Untuk itulah, aspek kognitif menjadi salah satu aspek penting dalam perkembangan olahraga sepak bola karena dengan adanya pemikiran -pemikiran baru tentang sepak bola, maka akan menjadikan olahraga ini menjadi lebih berkembang dan akan menjadi sajian yang enak untuk dinikmati oleh berbagai kalangan. Dari segi pemain, aspek kognitif akan menjadikan mereka lebih bisa mengeksplorasi skill – skill yang menunjang kemampuan mereka dalam mengolah si kulit bundar.

B.  Rumusan Masalah

Dari permasalahan yang ada dapat kami ambil rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian sepak bola?
2. Apa tujuan dari sepak bola?
3. Bagaimana peraturan sepak bola dan kelengkapannya?
4. Bagaimana sepak bola di Indonesia?
5. Apa pengertian aspek kognitif?
6. Bagaimana sepak bola dilihat dari aspek kognitif?
7. Bagaimana aplikasi dari aspek kognitif pada sepak bola?
8. Apa sisi positif dan negatif dari aspek kognitif terhadap sepak bola?

C.  Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, tujuan yang dapat kami rumuskan sebagai berikut:

1. Untuk memahami pengartian sepak bola.
2. Untuk mengetahui tujuan sepak bola.
3. Untuk mengetahui peraturan dan kelengkapan dalm sepak bola.
4. Untuk memahami sepak bola di Indonesia.
5. Untuk memahami pengertian aspek kognitif.
6. Untuk mengetahui olahraga sepak bola dilihat dari aspek kognitif.
7. Untuk mengetahui aplikasi dari  aspek kognitif pada sepak bola.
8. Untuk memahami sisi positif dan negatif dari aspek kognitif terhadap sepak bola.

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian sepak bola

Sepak bola adalah permainan bola yang sangat populer dimainkan oleh dua tim, yang masing-masing beranggotakan sebelas orang.

B.  Tujuan permainan

Dua tim yang masing-masing terdiri dari 11 orang bertarung untuk memasukkan sebuah bola bundar ke gawang lawan ("mencetak gol"). Tim yang mencetak lebih banyak gol adalah sang pemenang (biasanya dalam jangka waktu 90 menit, tetapi ada cara lainnya untuk menentukan pemenang jika hasilnya seri). akan diadakan pertambahan waktu 2x 15 menit dan apabila dalam pertambahan waktu hasilnya masih seri akan diadakan adu penalti yang setiap timnya akan diberikan lima kali kesempatan untuk menendang bola ke arah gawang dari titik penalti yang berada di dalam daerah kiper hingga hasilnya bisa ditentukan. Peraturan terpenting dalam mencapai tujuan ini adalah para pemain (kecuali penjaga gawang) tidak boleh menyentuh bola dengan tangan mereka selama masih dalam permainan.

C.  Taktik Permainan

Taktik yang biasa dipakai oleh klub-klub sepak bola adalah sebagai berikut:

1. 4-4-2 (klasik: empat pemain belakang/skipper)
2. 4-4-2 (dengan dua gelandang sayap)
3. 4-4-1-1 (2 pasang gelandang sayap,satu gelandang serang dan striker tunggal)
4. 4-2-4 (2 sayap)
5. 4-3-2-1 (3 pemain gelandang tengah,2 gelandang serang,dan striker tunggal)
6. 4-3-1-2 (4 bek,3 gelandang bertahan,1 penyerang lubang,2 striker)
7. 4-5-1 (4 bek,2 sayap,3 gelandang,1 striker)
8. 4-3-3 (4 bek,3 gelandang bertahan,2 striker sayap,1 striker tengah)
9. 4-2-3-1 (2 bek tengah,2 bek sayap, 2 winger,1 penyerang lubang,1 striker)
10. 4-3-3 (2 bek sayap,2 bek tengah,2 sayap,1 gelandang bertahan,3 striker tengah)
11. 4-1-4-1 (4 bek,1 gelandang bertahan,4 gelandang,1 striker)
12. 3-4-3 (dengan winger)
13. 3-5-2 (dengan libero/sweeper)
14. 3-5-2 (tanpa libero/sweeper)
15. 3-6-1
16. 5-4-1

Taktik yang dipakai oleh sebuah tim selalu berubah tergantung dari kondisi yang terjadi selama permainan berlangsung. Pada intinya ada tiga taktik yang digunakan yaitu; Bertahan, Menyerang, dan Normal.

D.  Ofisial

Sebuah pertandingan diperintah oleh seorang wasit yang mempunyai "wewenang penuh untuk menjalankan pertandingan sesuai Peraturan Permainan dalam suatu pertandingan yang telah diutuskan kepadanya" (Peraturan 5), dan keputusan-keputusan pertandingan yang dikeluarkannya dianggap sudah final. Sang wasit dibantu oleh dua orang asisten wasit (dulu dipanggil hakim/penjaga garis). Dalam banyak pertandingan wasit juga dibantu seorang ofisial keempat yang dapat menggantikan seorang ofisial lainnya jika diperlukan.selain itu juga mereka membutuhkan alat-alat untuk membantu jalannya pertandingan seperti:

1.      papan pengganti pemain

2.      meja dan kursi

 

 

E.  Peraturan

1.  Lapangan permainan

Ukuran lapangan standar

1. Ukuran: panjang 100-110 m x lebar 64-75 m
2. Garis batas: garis selebar ... cm, yakni garis sentuh di sisi, garis gawang di ujung-ujung, dan garis melintang tengah lapangan; ... m lingkaran tengah; tak ada tembok penghalang atau papan
3. Daerah penalti: busur berukuran 18 m dari setiap pos
4. Garis penalti: 11 m dari titik tengah garis gawang
5. Garis penalti kedua: ... m dari titik tengah garis gawang
6. Zona pergantian: daerah ... m (... m pada setiap sisi garis tengah lapangan) pada sisi tribun dari pelemparan
7. Gawang: lebar 7 m x tinggi 2,5 m
8. Permukaan daerah pelemparan: halus, rata, dan tak abrasif

2.  Bola

1. Ukuran: 68-70 cm
2. Keliling:10 cm
3. Berat: 410-450 gram
4. Lambungan: 1000 cm pada pantulan pertama
5. Bahan: karet atau karet sintetis (buatan)

3.  Tim

1. Jumlah pemain maksimal untuk memulai pertandingan: 11, salah satunya penjaga gawang
2. Jumlah pemain maksimal keluar lapangan(tidak termasuk cedera): 4
3. Jumlah pemain cadangan maksimal: 12
4. Jumlah wasit: 1
5. Jumlah hakim garis: 2-4
6. Batas jumlah pergantian pemain: 3 kecuali pertandingan uji coba

4.  Perlengkapan permainan

1. Kaos bernomor (sejak tahun 1954)
2. Celana pendek
3. Kaos kaki
4. Pelindung tulang kering
5. Alas kaki bersolkan karet

5.  Lama permainan

1. Lama normal: 2x45 menit
2. Lama istirahat: 15 menit
3. Lama perpanjangan waktu: 2x15 menit (bila hasil masih imbang setelah 2 x 45 menit waktu normal)
4. Ada adu penalti jika jumlah gol kedua tim seri saat perpanjangan waktu selesai.
5. Time-out: 1 per tim per babak; tak ada dalam waktu tambahan
6. Waktu pergantian babak: maksimal 15 menit

6.  Elemen permainan

• Peraturan gol tandang (away goals)
• Adu penalti, biasanya diwakili oleh 5 pemain dari masing-masing tim.
• Formasi - posisi tim di lapangan
• Hattrick, terjadi apabila seorang pemain dapat mencetak 3 gol kegawang lawan dalam 1 pertandingan.
• Taktik dan kemampuan individual - catatan mengenai cara bermain sepak bola
• Posisi - posisi pemain

F.  Wasit sebagai pengukur waktu resmi

Wasit yang memimpin pertandingan sejumlah 1 orang dan dibantu 2 orang sebagai hakim garis. Kemudian dibantu wasit cadangan yang membantu apabila terjadi pergantian pemain dan mengumumkan tambahan waktu. Pada Piala Dunia 2006, digunakan ofisial ke-lima. Penggunaan 2 wasit sempat dicoba pada copa italia.Penggunaan 4 hakim garis kabarnya juga dicoba di piala dunia 2010,dimana 2 diantaranya berada di belakang gawang.

G.  Sejarah singkat sepak bola

Sepak bola sudah dimainkan di Olimpiade sejak tahun 1900. (kecuali pada Olimpiade tahun 1932 di Los Angeles). Awalnya ini hanya untuk pemain-pemain amatir saja, namun sejak Olimpiade Los Angeles 1984 pemain profesional juga mulai ikut bermain, disertai peraturan yang mencegah negara-negara daripada memainkan tim terkuat mereka. Pada saat ini, turnamen Olimpiade untuk pria merupakan turnamen U-23 yang boleh ditambahi 3 pemain di atas umur. Akibatnya, turnamen ini tidak mempunyai kepentingan internasional dan prestise yang sama dengan Piala Dunia, atau bahkan dengan Euro, Copa America atau Piala Afrika.

Sebaliknya, turnamen Olimpiade untuk wanita membawa prestise yang hampir sama seperti Piala Dunia Wanita FIFA; turnamen tersebut dimainkan oleh tim-tim internasional yang lengkap tanpa batasan umur.

 

 

H.  Sepak bola di Indonesia

Permainan sepak bola di Indonesia juga berkembang pesat. Ini ditandai dengan berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1930 di Yogyakarta yang diketuai oleh Soeratin Sosrosoegondo. Untuk menghargai jasanya, mulai tahun 1966 diadakan kejuaraan sepak bola Piala Soeratin (Soeratin Cup) yakni kejuaraan sepak bola tingkat taruna remaja. Pada saat ini permainan sepak bola digemari oleh hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.

I.  Pengertian aspek kognitif

merupakan kemampuan untuk berpikir (penelitan, kreativitas, dan hubungan) kemampuan perseptual, kesadaran gerak, dan dukungan atau dorongan akademik.

Kemampuan dalam bidang kognitif artinya kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan mengenai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara meniliai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta kemempuan umum.

Domain kognitif mencakup pengetahuan tentang fakta, konsep, dan lebih penting lagi adalah penalaran dan kemampuan memecahkan masalah. Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut penguasaan pengetahuan faktual semata-mata, tetapi meliputi pula pemahaman terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian waktu luang.

J.  Tahap kognitif

Pada tahap ini guru setiap akan memulai mengajarkan suatu keterampilan gerak, pertama kali yang harus dilakukan adalah memberikan informasi untuk menanamkan konsep-konsep tentang apa yang akan dipelajari oleh siswa dengan benar dan baik. Setelah siswa memperoleh informasi tentang apa, mengapa, dan bagaiman cara melakukan aktifitas gerak yang akan dipelajari, diharapkan di dalam benak siswa telah terbentuk motor-plan, yaitu keterampilan intelektual dalam merencanakan cara melakukan keterampilan gerak. Apabila tahap kognitif ini tidak mendapatkan perhatian oleh guru dalam proses belajar gerak, maka sulit bagi guru untuk menghasilkan anak yang terampil mempraktekkan aktivitas gerak yang menjadi prasyarat tahap belajar berikutnya.

K.  Aspek kognitif:

a.      Mengembangkan kemampuan mengeksplorasi, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan-keputusan yang bernilai.

b.      Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika.

c.      Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.

d.      Meningatkan pengetahuan bagaimana fungsi-fungsi tubuh dan hubungannya dengan aktivitas jasmani

e.      Menghargai kinerja tubuh; penggunaan pertimbangan yang berhubungan dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas, bola, dan dirinya.

f.        Meningkatkan pemahaman tentang faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan yang dipengaruhi oleh gerakan

g.      Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan problem-problem perkembangan melalui gerakan.

L.  Sepak bola dilihat dari aspek kognitif

Dalam permainan sepak bola aspek kognitif  juga mempengaruhi. Hal ini dapat dilihat  dari masing - masing individu mulai dari pemain sampai official yang dimana mereka memerlukan suatu pengatahuan untuk mendalami aktivitas yang mereka geluti. Tidak hanya fisik saja yang diandalkan dalam sepak bola, tetapi juga cara berfikir juga sangat diperlukan.

Dalam permainan sepak bola semua elemenya dituntut untuk bisa saling mengerti satu sama lain. Hal ini bertujuan agar dari setiap elemen atau individu dapat saling mengisi dan memberikan suatu pengetahuan yang nantinya dapat diaplikasikan dalam permainan sepak bola. Dan dari situlah dapat dikembangkan suatu pemikiran - pemikiran baru yang mempengarui aktivitasnya dalm cabang sepak bola itu sendiri. Dan dari hasil pemikiran itu pula akn muncul keputusan -keputusan yang sangat mempengaruhi perkembangan sepak bola.

Disamping itu, aspek kognitif yang dimana mengedepankan pemikiran juga diperlukan untuk memecahkan dalam mencari solusi dari permasalahan -permasalahan yang muncul dalam sepak bola. Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin modern permasalahan yang muncul juga semakin kompleks. Untuk itu, aspek inilah yang dibutuhkan untuk menjadikan setiap elemen dalam sepak bola mampu untuk memecahkan masalah yang hadir di hadapan mereka sehingga masalah tersebut tidak menjadi suatu penghambat aktivitas mereka dalam Cabang sepak bola.

Penalaran yang dimana penting dalam memecahkan suatu masalah juga sangat diperlukan didalam sepak bola guna menentukan mana yang terbaik untuk kedepannya. Penalaran yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk menyaring masukan - masukan dari luar, agar dapat ditentukan mana yang sebaiknya digunakan dalam aktivitas sepak bola. Penalaran yang baik akan mempengaruhi perkembangan permainan sepak bola itu sendiri. Hal itu dikarenakan, semakin mendunianya sepak bola, maka semakin banyak pula problem - problem yang merangsek kedalam dunia persepakbolaan dan akan semakin banyak masukkan - masukkan yang mungkin beguna bagi perkembangan sepak bola.

M.  Aplikasi aspek kognitif dalam sepak bola

1.         Pemain sepak bola

Seorang pemain sepak bola harus bisa mengaplikasikan aspek kognitif dalam bermain sepak bola, dengan tujuan agar dapat mengembangkan skill atau kemampuannya dalam hal mengolah bola. Dalam hal ini seorang pemain dituntut untuk bisa berfikir saat bermain bola. Saat pertandingan seorang pemain membutuhkan pemikiran yang cepat agar bisa melakukan pertandingan dengan baik. Misalnya, saat menggiring bola lalu dihadang oleh lawan, maka saat itulah seorang pemain harus berfikir cepat untuk bisa melewati lawannya tersebut. Disamping itu seorang pemain juga dapat mempelajari gaya bermain dari lawannya dan kemudian dapat menjadikannya sebuah pelajaran baru untuk mengembangkan dan menyempurnakan kemampuan yang dimiliki.

2.            Pelatih sepak bola

Sebagai seorang pelatih, aspek kognitif inilah yang sangat dibutuhkan untuk membuat tim yang dilatih menjadi lebih solid. Dalam pertandingan pelatih diharapkan bisa berfikir kritis untuk selalu memperhatikan kondisi timnya. Strategi permainan juga harus dipertimbangkan dengan baik agar timnya bisa memperoleh hasil yang maksimal. Tak menutup kemungkinan, dalam satu pertandingan pelatih harus bisa merubah - rubah strategi agar bisa memenangkan pertandingan. Dan juga pelatih harus bisa memahami para pemainnya.

3.      Wasit sepak bola

Wasit adalah seorang pengadil yang memimpin jalannya sebuah pertandingan sepak bola. Disini posisi seorang wasit dalam mengambil keputusan harus didasari dengan alasan yang kuat. Untuk itulah aspek kognitif harus dimiliki oleh seorang wasit karena mereka juga harus jeli dalam mengambil sebuah keputusan. Berfikir cepat dalam mengambil sebuah keputusan harus menjadi kemampuan seorang wasit.

4.   Peraturan pertandingan

Peraturan dalam sepak bola, selalu mengalami perkembangan sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dalam sebuah pertandingan. Aspek kognitif dalam peraturan sepak bola menentukan kelangsungan suatu pertandingan. Peraturan yang dibuat juga disesuaikan dengan kondisi tim sepak bola maupun pemain. Misalnya, ada peraturan yang mengharuskan pemain menggunakan pelindung kaki agar pemain lebih kecil untuk terkena resiko cedera. Jadi peraturan memberikan suatu batasan untuk kebaikan tim maupun pemainnya.

N.  Sisi positif dan negatif dari aspek kognitif terhadap sepak bola

1.  Sisi positif

Sisi positif yang dapat dipetik dari aspek kognitif  yang diterapkan dalam sepak bola cukup banyak. Dari pertandingannya, aspek kognitif menjadiakan pertandingan sepak bola menjadi mendunia dengan munculnya gagasan - gagasan baru yang membuat pertandingan sepak bola lebih enak ditonton. Dari pemain, aspek kognitif menjadikan seorang pemain lebih bisa mengembagkan kemampuannya dalam memainkan bola di lapangan karena mereka dapat mempelajari kemampuan lawannya.

2. Sisi negatif

Sisi negative dari aspek kognif terhadap sepak bola mungkin tidak terlalu nampak dikarenakan sebuah pemikiran cenderung memberikan sebuah hasil yang positif. Tetapi, ada yang memingkinkan untuk dikatakan sebagai hal yang negative. Dalam hal ini, mungkin dapat dilihat ketika muncul banyak pemikiran - pemikiran tentang bagaimana baiknya sebuah pertandingan sepak bola maka memungkan untuk munculnya sebuah perdebatan antara beberapa pihak. Contonya, saat FIFA tidak menyetujui penggunaan teknologi dalam pertandingan sepak bola, justru dari pihak lain menginginkan penggunaan teknologi. Hal ini nantinya akanmemunculkan suatu permasalahan baru dalm dunia sepak bola.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dari pembahasan yang ada dapat kami tarik kesimpulan bahwa dalam olahraga sepak bola juga harus mendapatkan aspek kognitif yang semata – mata hanya untuk menjadikan sepak bola lebih maju dan berkembang. Dengan aspek ini semua dituntut untuk bisa memikirkan dan menalar apa – apa yang ada dalam olahraga sepak bola. Dan dari pemikiran serta penalaran tersebut akan memunculkan ide – ide yang sangat menunjang perubahan kearah yang lebih baik dari sepak bola itu sendiri. Disamping itu, dilihat dari para pemain sepak bola, aspek kognitif penting untuk menjadikan mereka lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuan untuk bermain sepak bola sehingga mereka lebih siap untuk menghadapi suatu kompetisi.

B.  Saran

Diharapkan dunia sepak bola lebih bisa mendalami aspek kognitif sebagai aspek yang memberikan dorongan untuk lebih memikirkan segala sesuatunya terlebih dahulu dan diimbangi dengan penalaran yang sesuai sehingga nantinya dunia sepak bola lebih bisa untuk menciptakan inovasi – inovasi baru yang sangat menunjang kelangsungan olah raga sepak bola. Selain itu bagi para atlit sepak bola juga diharapkan mampu mengusai aspek kognitif agar tidak hanya mengandalkan fisik semata dalam bermain sepak bola, tetapi juga harus mengembangkan suatu pemikiran untuk menciptakan suatu strategi dalm bermain sepak bola.

Daftar Rujukan

Drs. Mu’arifin,M.Pd. 2009. Dasar-dasar Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

http://www.sman1-ciamis.com/berita-dan-artikel/219-pendidikan/257-fungsi-pendidikan-jasmani.html

http://onopirododo.wordpress.com/2008/11/14/fungsi-pendidikan-jasmani/

http://www.dostoc.com/docs/36682262/PENDIDIKAN-JASMANI-KESEHATAN-DAN-REKREASI-FAKULTAS-ILMU

http://www.docstoc.com/docs/1991916/Konsep-Dasar-penjas-SMA

http://id.wikipedia.org/wiki/SepakBola

http://maulaasman.blogspot.com/2008/01/tujuan-dan-fungsi-pendidikan-jasmani.html