Senin, 02 Desember 2013

PENILAIAN HASIL BELAJAR

PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. METODE PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian yang dapat dipergunakan dalam penilaian pada satuan pendidikan antara lain; tes tertulis, observasi, tes kinerja, penilaian portofolio, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari berbagai teknik penilaian yang dapat digunakan di sekolah, diuraikan sebagai berikut;

a. Tes tertulis
Tes tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik berupa tes objektif dan uraian pada peserta didik di lembaga penyelenggara pendidikan keterampilan. Ujian tertulis, untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan peserta didik berkenaan dengan tugas/pekerjaan dengan cara merespon secara tertulis tentang aspek-aspek yang diujikan. Guru harus mempersiapkan sejumlah pertanyaan/tugas yang harus dijawab oleh peserta didik sesuai dengan materi yang sudah dipelajarinya. Berikut ini contoh tertulis untuk mengukur pengetahuan bentuk objektif dan uraian;
1. Contoh tes objektif;
Cara mengetik dengan menggunakan 10 jari, huruf S ditekan oleh jari .........
a. Jari manis kiri                       b. Jari manis kanan
c. Jari penunjuk kanan             d. Jari penunjuk kiri
2. Contoh tes uraian;
Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan dalam memotong rambut yang keriting!

b. Observasi
Observasi adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil pengamatan terhadap objek tertentu. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara menggunakan instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang akan diamati dan situasi yang akan diobservasi, misalnya dalam kelas, waktu bekerja dalam bengkel/laboratorium. Metode pencatatan, berapa lama dan berapa kali observasi dilakukan disesuaikan dengan tujuan observasi. Metode ini digunakan juga untuk memeriksa proses melalui analisis tugas tentang beroperasinya suatu kegiatan/pekerjaan tertentu maupun produk yang dihasilkannya. Penilaia atau guru dapat secara langsung mengamati dan mencatat perilaku yang muncul, dan dapat juga menggunakan lembar observasi/daftar ceklis mengenai aspek-aspek tugas/pekerjaan tertentu yang akan diamati.

c. Tes Kinerja
Tes kinerja adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan tertentu, misalnya kemahiran mengidentifikasi kerusakan pada alat-alat yang diperlukan untuk melakukan kinerja tertentu, bersimulasi, ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya. Tes kinerja dapat dilakukan untuk menilai proses, produk, serta proses dan produk. Tes kinerja, untuk memperoleh data tentang kinerja atas bidang keterampilan tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang peserta didik. Penilai mengajukan sejumlah tugas atau pekerjaan untuk dilakukan oleh peserta didik dengan cara memperagakan secara psikomotor. Misal seorang peserta didik disuruh memperagakan cara merawat kulit wajah yang berjerawat atau berkomedo secara manual.

d. Penugasan
Penugasan adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik menyelesaikan tugas di luar kegiatan pembelajaran di kelas/laboratorium/bengkel. Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek. Tugas rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan kelas. Tugas projek adalah tugas yang melibatkan kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Proyek, untuk memperoleh data tentang kinerja atas suatu tugas/pekerjaan tertentu yang dikerjakan dalam jangka waktu tertentu, baik melalui pengawasan maupun tanpa pengawasan. Misalnya penilai mempersiapkan dan merancang suatu tugas/pekerjaan tertentu untuk dikerjakaan peserta didik kemudian hasil dari pekerjaannya dinilai.

e. Tes lisan
Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan seorang penguji atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara lisan dan spontan. Ujian lisan, untuk memperoleh data tentang performansi tertentu, dengan cara berkomunikasi dua arah antara penilai atau guru dengan peserta didik melalui tanya jawab atau wawancara langsung, berkenaan dengan pemahaman, perilaku, kinerja, dan tugas tertentu yang berkaitan dengan materi pelajaran yang telah dipelajari.

f. Penilaian portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan kreativitas peserta didik. Portofolio, untuk memperoleh data dengan cara mengumpulan bukti-bukti fisik yang bersifat pribadi, atau hasil karya dan pencapaian dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja seseorang sebelum, dan setelah mengikuti pendidikan.

i. Penilaian Diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya. Penilaian diri untuk memperoleh data tentang kelebihan dan kekurangan yang dimiliki peserta didik dan bersumber dari peserta didik sendiri. Dalam penilaian diri peserta didik menyampaikan sendiri secara jujur apa yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai setelah atau sebelum mengikuti pembelajaran. Bentuk penilaian diri adalah laporan tentang keadaan diri peserta didik yann disusun sendiri oleh peserta didik. Misal laporan tentang keterampilan yang telah dikuasahi dan yang belum dalam menggunting rambut keriting pada minggu ke dua.


j. Penilaian antar teman
Penilaian antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan temannya. Teknik penilaian antar teman dilakukan dengan melalukan observasi terhadap temannya sendiri. Instrumen observasi, skala penilaian, dan daftar ceklist yang digunakan berisikan aspek-aspek kemampuan/kelebihan dan kesulitan/kekurangan temannya dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Misal peserta didik diberikan tugas untuk menilai kinerja temannya dalam merawat kulit wajah dengan mempergunakan skala penilaian.

2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Kelebihan
a. Pengumpulan data kemajuan belajar baik formal maupun informal dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, sehingga ada kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.
b. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan dengan hasil belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
c. Pengumpulan informasi dilakukan dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan sehingga gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi, dan terpotret secara akurat.
d. Siswa dituntut untuk mengeksplorasi dan memotivasi diri mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
e. Siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi belajarnya, dengan pemberian bantuan dan bimbingan yang sesuai.
f. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat dilaksanakan ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses).

b. Kekurangan
1. Untuk pengukuran konstruk psikologis termasuk pembelajaran yang bersifat abstrak tidak ada pendekatan tunggal yang dapat diberlakukan dan diterima secara universal, sehingga harus digunakan bermacam pendekatan dan dalam berbagai kesempatan sepanjang rentang waktu berlangsungnya proses pembelajaran.
2. Proses dan hasil pembelajaran pada umumnya dikembangkan berdasarkan atas sampel tingkah laku yang terbatas, sehingga untuk dapat menjadi sumber informasi yang akurat, asesmen dilakukan dengan perencanaan yang matang dan dilakukan dengan cermat, dengan memperhatikan perolehan sampel yang memadai dari domain tingkah laku dalam pengembangan prosedur dan alat ukur yang baik.
3. Pengukuran dan nilai yang diperoleh dalam asesmen proses dan hasil belajar mengandung kekeliruan. Angka yang diperoleh sebagai hasil pengukuran (dengan menggunakan tes ataupun nontes) berupa: Thrue score + Error, untuk itu kegiatan pengukuran dalam prosedur asesmen yang baik harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat memperkecil kekeliruan (error).
4. Hasil belajar merupakan suatu kualitas pemahaman siswa terhadap materi, sedang tes pengukuran hasil belajar, pengajar diharuskan memberikan kuantitas yang berupa angka-angka pada kualitas dari suatu gejala yang bersifat abstrak.
5. Konstruk psikhologis termasuk proses dan hasil pembelajaran tidak dapat didifinisikan secara tunggal, tetapi selalu berhubungan dengan konstruk yang lain.

3. PENYUSUNAN TES HASIL BELAJAR BIDANG PSIKOMOTOR, AFEKTIF DAN KOGNITIF
a. Ranah Psikomotor
Berkaitan dengan gerakan tubuh atau bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks. Perubahan pola gerakan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kata operasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada aktualisasi kata-kata yang dapat diamati, yang meliputi:
1) Muscular or motor skill; mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, dan menampilkan.
2) Manipulations of materials or objects; mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan, dan membentuk.
3) Neuromuscular coordination; mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang, memotong, menarik, dan menggunakan. (Poerwanti E., 2001)

b. Ranah Afektif
Secara umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Jenjang kemampuan dalam ranah afektif yaitu:
1) Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi fenomena atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan untuk menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menanyakan, memilih, mendeskripsikan,memberikan, mengikuti, menyebutkan.
2) Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena, tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan siswa untuk menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: menjawab, membantu, melakukan, membaca, melaporkan, mendiskusikan, dan menceritakan.
3) Menilai (valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek, fenomena atau tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain; melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil bagian, memilih, dan mengikuti.
4) Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk suatu sistem nilai. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan memodifikasikan.
c. Ranah Kognitif
Dalam hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang tempat utama, terutama dalam tujuan pengajaran di SD, SMTP, dan SMU. Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang, yaitu aspek pengetahuan, pemahanan, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.
1) Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata-kata operasional yang digunakan, yaitu: mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasikan, mendaftarkan, menjodohkan, menyebutkan, menyatakan dan mereproduksi.
2) Pemahaman (comprehension), kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (a) menterjemahkan, (b) menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: memperhitungkan, memperkirakan, menduga, menyimpulkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.
3) Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan, memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, dan menggunakan.
4) Analisis (analysis adalah tingkat kemampuan yang menuntut seseorang untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen pembentuknya. Kemampuan analisis diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu; (a) analisis unsur, (b) analisis hubungan, (c) analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata-kata operasional yang umumnya digunakan antara lain: memperinci, mengilustrasikan, menyimpulkan, menghubungkan, memilih, dan memisahkan.
5) Sintesis (synthesis), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme. Kata operasional yang digunakan terdiri dari: mengkatagorikan, memodifikasikan, merekonstruksikan, mengorganisasikan, menyusun, membuat design, menciptakan, menuliskan, dan menceritakan.
6) Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. Hal penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar atau ukuran untuk mengevaluasi sesuatu. Kata-kata operasional yang dapat digunakan antara lain: menafsirkan, menentukan, menduga, mempertimbangkan, membenarkan, dan mengkritik.





4. PENYUSUNAN KISI-KISI
a. Pengertian kisi-kisi
Kisi-kisi/tabel spesifikasi/blueprint, merupakan suatu format atau matriks yang memuat informasi untuk dijadikan rambu-rambu/pedoman dalam mengkonstruk, menulis dan atau merakit butir-butir soal menjadi instrumen penilaian. Kisi-kisi disusun berdasarkan tujuan penggunaan penilaian. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal.

b. Komponen kisi-kisi
1) Standard Kompetensi (SK)
Standard Kompetensi (SK) merupakan dasar, merujuk kepada klasifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan aspek-aspek kemampuan dari suatu program pendidikan tertentu, sebagaimana terdapat dalam kurikulum sekolah.
2). Kompetensi Dasar (KD)
Merupakan penjabaran dari standard kompetensi, yang merupakan deskripsi dari isi tujuan yang terkandung didalamnya, sebagai acuan pencapaian tujuan pembelajaran dari program yang telah ditetapkan sebelumnya.
3). Indikator (I) Kriteria Unjuk Kerja (KUK)
Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar (tujuan pembelajaran secara operasional dan spesifik), yakni berkaitan dengan topik pembahasan (materi) dari suatu program pembelajaran tertentu. Indikator merupakan kriteria unjuk kerja peserta didik.
4). Materi uji
Materi uji dijabarkan dari indikator-kriteria unjuk kerja (indikator/KUK) yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
5). Kriteria indikator yang baik adalah:
a). Memuat ciri-ciri standard kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang hendak diukur;
b). Menggunakan kata kerja operasional;
c). Berkait erat dengan materi pengembangan dan kriteria unjuk kerja;
d). Dapat dibuatkan butir soal sesuai dengan bentuk yang ditetapkan dalam kisi-kisi;
e). Indikator berasal dari materi pengembangan dan setiap kompetensi/ subkompetensi mempunyai beberapa materi pengembangan, maka satu kompetensi/subkompetensi dapat dijabarkan ke dalam beberapa indikator sesuai materi yang dipilih untuk diujikan, dan setiap indikator dapat dijabarkan menjadi beberapa butir soal.










c. Contoh format kisi-kisi

Nama SMK :
Bidang Keahlian :
Program Keahlian :
Kompetensi :

1Memahami     fungsi
komponen PCTombol       PC
digunakan sesuai
dengan fungsinya
Menggunakan
tombol

No
Standard
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Uji
Metode
Penilaian
Indikator
1
Memahami     fungsi
komponen PC
Tombol       PC
digunakan sesuai
dengan fungsinya
Pengetahuan:
- Macam-macam
tombol
- Fungsi masing-
masing tombol
Tes tulis
Menuliskan 8 dari 10 macam
tombol dan fungsinya
Keterampilan:
Demonstrasi
Mendemonstrasikan
penggunaan   minimal   8
tombol






1 komentar:

  1. Penilaian diri adalah sangat bermanfaat bagi kita untuk mengetahui sampai dimana kinerja kita

    BalasHapus