PENILAIAN HASIL BELAJAR
1. METODE PENILAIAN HASIL BELAJAR
Teknik penilaian
yang dapat dipergunakan dalam penilaian pada satuan pendidikan antara lain; tes
tertulis, observasi, tes kinerja, penilaian portofolio, penilaian diri, dan
penilaian antar teman. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dari berbagai
teknik penilaian yang dapat digunakan di sekolah, diuraikan sebagai berikut;
a. Tes tertulis
Tes
tertulis adalah teknik penilaian yang menuntut jawaban secara tertulis, baik
berupa tes objektif dan uraian pada peserta didik di lembaga penyelenggara
pendidikan keterampilan. Ujian tertulis, untuk memperoleh informasi tentang
pengetahuan peserta didik berkenaan dengan tugas/pekerjaan dengan cara merespon
secara tertulis tentang aspek-aspek yang diujikan. Guru harus mempersiapkan
sejumlah pertanyaan/tugas yang harus dijawab oleh peserta didik sesuai dengan
materi yang sudah dipelajarinya. Berikut ini contoh tertulis untuk mengukur
pengetahuan bentuk objektif dan uraian;
1. Contoh tes objektif;
Cara mengetik dengan menggunakan 10 jari, huruf S
ditekan oleh jari .........
a. Jari manis kiri b.
Jari manis kanan
c. Jari penunjuk kanan d. Jari penunjuk kiri
2. Contoh tes uraian;
Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah yang harus
dilakukan dalam memotong rambut yang keriting!
b. Observasi
Observasi adalah
teknik penilaian yang dilakukan dengan cara mencatat hasil pengamatan terhadap
objek tertentu. Pelaksanaan observasi dilakukan dengan cara menggunakan
instrumen yang sudah dirancang sebelumnya sesuai dengan jenis perilaku yang
akan diamati dan situasi yang akan diobservasi, misalnya dalam kelas, waktu
bekerja dalam bengkel/laboratorium. Metode pencatatan, berapa lama dan berapa
kali observasi dilakukan disesuaikan dengan tujuan observasi. Metode ini digunakan
juga untuk memeriksa proses melalui analisis tugas tentang beroperasinya suatu kegiatan/pekerjaan
tertentu maupun produk yang dihasilkannya. Penilaia atau guru dapat secara langsung
mengamati dan mencatat perilaku yang muncul, dan dapat juga menggunakan lembar observasi/daftar
ceklis mengenai aspek-aspek tugas/pekerjaan tertentu yang akan diamati.
c. Tes Kinerja
Tes kinerja
adalah teknik penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan kemahirannya
dalam melakukan kegiatan atau pekerjaan tertentu, misalnya kemahiran
mengidentifikasi kerusakan pada alat-alat yang diperlukan untuk melakukan
kinerja tertentu, bersimulasi, ataupun melakukan pekerjaan yang sesungguhnya.
Tes kinerja dapat dilakukan untuk menilai proses, produk, serta proses dan produk.
Tes kinerja, untuk memperoleh data tentang kinerja atas bidang keterampilan
tertentu yang dipertunjukkan oleh seseorang peserta didik. Penilai mengajukan
sejumlah tugas atau pekerjaan untuk dilakukan oleh peserta didik dengan cara
memperagakan secara psikomotor. Misal seorang peserta didik disuruh
memperagakan cara merawat kulit wajah yang berjerawat atau berkomedo secara
manual.
d. Penugasan
Penugasan adalah
teknik penilaian yang menuntut peserta didik menyelesaikan tugas di luar kegiatan
pembelajaran di kelas/laboratorium/bengkel. Penugasan dapat diberikan dalam
bentuk individual atau kelompok dan dapat berupa tugas rumah atau projek. Tugas
rumah adalah tugas yang harus diselesaikan peserta didik di luar kegiatan
kelas. Tugas projek adalah tugas yang melibatkan kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu. Proyek,
untuk memperoleh data tentang kinerja atas suatu tugas/pekerjaan tertentu yang
dikerjakan dalam jangka waktu tertentu, baik melalui pengawasan maupun tanpa
pengawasan. Misalnya penilai mempersiapkan dan merancang suatu tugas/pekerjaan
tertentu untuk dikerjakaan peserta didik kemudian hasil dari pekerjaannya
dinilai.
e. Tes lisan
Tes lisan
dilaksanakan melalui komunikasi langsung tatap muka antara peserta didik dengan
seorang penguji atau beberapa penguji. Pertanyaan dan jawaban diberikan secara
lisan dan spontan. Ujian lisan, untuk memperoleh data tentang performansi
tertentu, dengan cara berkomunikasi dua arah antara penilai atau guru dengan
peserta didik melalui tanya jawab atau wawancara langsung, berkenaan dengan
pemahaman, perilaku, kinerja, dan tugas tertentu yang berkaitan dengan materi
pelajaran yang telah dipelajari.
f. Penilaian portofolio
Penilaian
portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai hasil karya
peserta didik. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik dalam bidang
tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi,
dan kreativitas peserta didik. Portofolio, untuk memperoleh data dengan cara
mengumpulan bukti-bukti fisik yang bersifat pribadi, atau hasil karya dan
pencapaian dijadikan sebagai dasar untuk menilai kinerja seseorang sebelum, dan
setelah mengikuti pendidikan.
i. Penilaian Diri
Penilaian
diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan dirinya. Penilaian diri untuk memperoleh data tentang kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki peserta didik dan bersumber dari peserta didik
sendiri. Dalam penilaian diri peserta didik menyampaikan sendiri secara jujur
apa yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai setelah atau sebelum mengikuti
pembelajaran. Bentuk penilaian diri adalah laporan tentang keadaan diri peserta
didik yann disusun sendiri oleh peserta didik. Misal laporan tentang
keterampilan yang telah dikuasahi dan yang belum dalam menggunting rambut
keriting pada minggu ke dua.
j. Penilaian antar teman
Penilaian
antar teman merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan
kelebihan dan kekurangan temannya. Teknik penilaian antar teman dilakukan
dengan melalukan observasi terhadap temannya sendiri. Instrumen observasi,
skala penilaian, dan daftar ceklist yang digunakan berisikan aspek-aspek
kemampuan/kelebihan dan kesulitan/kekurangan temannya dalam mengerjakan suatu
pekerjaan. Misal peserta didik diberikan tugas untuk menilai kinerja temannya dalam
merawat kulit wajah dengan mempergunakan skala penilaian.
2. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
a. Kelebihan
a. Pengumpulan data kemajuan
belajar baik formal maupun informal dilaksanakan dalam suasana yang
menyenangkan, sehingga ada kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan
apa yang dipahami dan mampu dikerjakannya.
b. Hasil belajar yang dicapai oleh
peserta didik tidak untuk dibandingkan dengan hasil belajar siswa lain ataupun
prestasi kelompok, tetapi dengan prestasi atau kemampuan yang dimiliki
sebelumnya; atau dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
c. Pengumpulan informasi dilakukan
dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan sehingga
gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi, dan terpotret secara
akurat.
d. Siswa dituntut untuk
mengeksplorasi dan memotivasi diri mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan
memecahkan masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
e. Siswa diberi kesempatan
memperbaiki prestasi belajarnya, dengan pemberian bantuan dan bimbingan yang
sesuai.
f. Penilaian tidak hanya
dilaksanakan setelah proses belajar-mengajar (PBM) tetapi dapat dilaksanakan
ketika PBM sedang berlangsung (penilaian proses).
b. Kekurangan
1. Untuk pengukuran konstruk
psikologis termasuk pembelajaran yang bersifat abstrak tidak ada pendekatan
tunggal yang dapat diberlakukan dan diterima secara universal, sehingga harus
digunakan bermacam pendekatan dan dalam berbagai kesempatan sepanjang rentang
waktu berlangsungnya proses pembelajaran.
2. Proses dan hasil pembelajaran
pada umumnya dikembangkan berdasarkan atas sampel tingkah laku yang terbatas,
sehingga untuk dapat menjadi sumber informasi yang akurat, asesmen dilakukan
dengan perencanaan yang matang dan dilakukan dengan cermat, dengan
memperhatikan perolehan sampel yang memadai dari domain tingkah laku dalam pengembangan
prosedur dan alat ukur yang baik.
3. Pengukuran dan nilai yang
diperoleh dalam asesmen proses dan hasil belajar mengandung kekeliruan. Angka
yang diperoleh sebagai hasil pengukuran (dengan menggunakan tes ataupun nontes)
berupa: Thrue score + Error, untuk itu kegiatan pengukuran dalam
prosedur asesmen yang baik harus dipersiapkan sedemikian rupa sehingga dapat
memperkecil kekeliruan (error).
4. Hasil belajar merupakan suatu
kualitas pemahaman siswa terhadap materi, sedang tes pengukuran hasil belajar,
pengajar diharuskan memberikan kuantitas yang berupa angka-angka pada kualitas
dari suatu gejala yang bersifat abstrak.
5. Konstruk psikhologis termasuk
proses dan hasil pembelajaran tidak dapat didifinisikan secara tunggal, tetapi
selalu berhubungan dengan konstruk yang lain.
3.
PENYUSUNAN TES HASIL BELAJAR BIDANG PSIKOMOTOR, AFEKTIF DAN KOGNITIF
a. Ranah Psikomotor
Berkaitan dengan gerakan tubuh atau
bagian-bagiannya mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks.
Perubahan pola gerakan memakan waktu sekurang-kurangnya 30 menit. Kata
operasional untuk aspek psikomotor harus menunjuk pada aktualisasi
kata-kata yang dapat diamati, yang meliputi:
1) Muscular or motor skill;
mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, dan
menampilkan.
2) Manipulations of materials or
objects; mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser, memindahkan,
dan membentuk.
3) Neuromuscular coordination;
mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng, memadukan, memasang,
memotong, menarik, dan menggunakan. (Poerwanti E., 2001)
b. Ranah Afektif
Secara
umum ranah afektif diartikan sebagai internalisasi sikap yang menunjuk ke arah
pertumbuhan batiniah yang terjadi bila individu menjadi sadar tentang nilai
yang diterima dan kemudian mengambil sikap sehingga kemudian menjadi bagian
dari dirinya dalam membentuk nilai dan menentukan tingkah lakunya. Jenjang
kemampuan dalam ranah afektif yaitu:
1)
Menerima (Receiving), diharapkan siswa peka terhadap eksistensi fenomena
atau rangsangan tertentu. Kepekaan ini diawali dengan penyadaran kemampuan
untuk menerima dan memperhatikan. Kata-kata operasional yang digunakan antara
lain: menanyakan, memilih, mendeskripsikan,memberikan, mengikuti, menyebutkan.
2)
Menjawab (Responding), siswa tidak hanya peka pada suatu fenomena,
tetapi juga bereaksi terhadap salah satu cara. Penekanannya pada kemauan siswa untuk
menjawab secara sukarela, membaca tanpa ditugaskan. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain: menjawab, membantu, melakukan, membaca, melaporkan,
mendiskusikan, dan menceritakan.
3)
Menilai (valuing), diharapkan siswa dapat menilai suatu obyek, fenomena atau
tingkah laku tertentu dengan cukup konsisten. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain; melengkapi, menerangkan, membentuk, mengusulkan,
mengambil bagian, memilih, dan mengikuti.
4)
Organisasi (organization), tingkat ini berhubungan dengan menyatukan
nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan/memecahkan masalah, membentuk suatu sistem
nilai. Kata-kata operasional yang digunakan antara lain: mengubah, mengatur,
menggabungkan, membandingkan, mempertahankan, menggeneralisasikan, dan
memodifikasikan.
c. Ranah Kognitif
Dalam
hubungannya dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang tempat utama,
terutama dalam tujuan pengajaran di SD, SMTP, dan SMU. Aspek kognitif dibedakan
atas enam jenjang, yaitu aspek pengetahuan, pemahanan, penerapan, analisis,
sintesis dan penilaian.
1)
Pengetahuan (knowledge), dalam jenjang ini seseorang dituntut dapat mengenali
atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau
dapat menggunakannya. Kata-kata operasional yang digunakan, yaitu:
mendefinisikan, mendeskripsikan, mengidentifikasikan, mendaftarkan,
menjodohkan, menyebutkan, menyatakan dan mereproduksi.
2) Pemahaman
(comprehension), kemampuan ini menuntut siswa memahami atau mengerti apa
yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan
ini dijabarkan menjadi tiga, yakni; (a) menterjemahkan, (b)
menginterpretasikan, dan (c) mengekstrapolasi. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain: memperhitungkan, memperkirakan, menduga, menyimpulkan,
membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan.
3)
Penerapan (aplication), adalah jenjang kognitif yang menuntut
kesanggupan menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip prinsip,
serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. Kata-kata operasional yang
digunakan antara lain: mengubah, menghitung, mendemonstrasikan, menemukan,
memanipulasikan, menghubungkan, menunjukkan, memecahkan, dan menggunakan.
4)
Analisis (analysis adalah tingkat kemampuan yang menuntut seseorang
untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur
atau komponen pembentuknya. Kemampuan analisis diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, yaitu; (a) analisis unsur, (b) analisis hubungan, (c) analisis
prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata-kata operasional yang umumnya
digunakan antara lain: memperinci, mengilustrasikan, menyimpulkan,
menghubungkan, memilih, dan memisahkan.
5)
Sintesis (synthesis), jenjang ini menuntut seseorang untuk dapat menghasilkan
sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil yang
diperoleh dapat berupa: tulisan, rencana atau mekanisme. Kata operasional yang
digunakan terdiri dari: mengkatagorikan, memodifikasikan, merekonstruksikan,
mengorganisasikan, menyusun, membuat design, menciptakan, menuliskan, dan
menceritakan.
6)
Evaluasi (evaluation) adalah jenjang yang menuntut seseorang untuk dapat
menilai suatu situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria
tertentu. Hal penting dalam evaluasi ialah menciptakan kondisi sedemikian rupa
sehingga siswa mampu mengembangkan kriteria, standar atau ukuran untuk
mengevaluasi sesuatu. Kata-kata operasional yang dapat digunakan antara lain:
menafsirkan, menentukan, menduga, mempertimbangkan, membenarkan, dan
mengkritik.
4. PENYUSUNAN KISI-KISI
a. Pengertian kisi-kisi
Kisi-kisi/tabel
spesifikasi/blueprint, merupakan suatu format atau matriks yang memuat informasi
untuk dijadikan rambu-rambu/pedoman dalam mengkonstruk, menulis dan atau
merakit butir-butir soal menjadi instrumen penilaian. Kisi-kisi disusun
berdasarkan tujuan penggunaan penilaian. Penyusunan kisi-kisi merupakan langkah
penting yang harus dilakukan sebelum penulisan soal.
b. Komponen kisi-kisi
1) Standard Kompetensi
(SK)
Standard Kompetensi (SK)
merupakan dasar, merujuk kepada klasifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan aspek-aspek kemampuan dari suatu program pendidikan tertentu,
sebagaimana terdapat dalam kurikulum sekolah.
2). Kompetensi Dasar (KD)
Merupakan penjabaran dari
standard kompetensi, yang merupakan deskripsi dari isi tujuan yang terkandung
didalamnya, sebagai acuan pencapaian tujuan pembelajaran dari program yang telah
ditetapkan sebelumnya.
3). Indikator (I) Kriteria
Unjuk Kerja (KUK)
Indikator merupakan
penjabaran dari kompetensi dasar (tujuan pembelajaran secara operasional dan
spesifik), yakni berkaitan dengan topik pembahasan (materi) dari suatu program pembelajaran
tertentu. Indikator merupakan kriteria unjuk kerja peserta didik.
4). Materi uji
Materi uji dijabarkan dari
indikator-kriteria unjuk kerja (indikator/KUK) yang meliputi aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap.
5). Kriteria indikator
yang baik adalah:
a).
Memuat ciri-ciri standard kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang
hendak diukur;
b).
Menggunakan kata kerja operasional;
c).
Berkait erat dengan materi pengembangan dan kriteria unjuk kerja;
d). Dapat
dibuatkan butir soal sesuai dengan bentuk yang ditetapkan dalam kisi-kisi;
e).
Indikator berasal dari materi pengembangan dan setiap kompetensi/ subkompetensi
mempunyai beberapa materi pengembangan, maka satu kompetensi/subkompetensi dapat
dijabarkan ke dalam beberapa indikator sesuai materi yang dipilih untuk
diujikan, dan setiap indikator dapat dijabarkan menjadi beberapa butir soal.
c. Contoh format kisi-kisi
Nama SMK
:
Bidang
Keahlian :
Program
Keahlian :
Kompetensi
:
1Memahami
fungsi
komponen PCTombol PC
digunakan sesuai
dengan fungsinya
Menggunakan
tombol
No
|
Standard
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Materi Uji
|
Metode
Penilaian
|
Indikator
|
1
|
Memahami
fungsi
komponen PC
|
Tombol
PC
digunakan sesuai
dengan fungsinya
|
Pengetahuan:
- Macam-macam
tombol
- Fungsi masing-
masing tombol
|
Tes tulis
|
Menuliskan 8 dari 10 macam
tombol dan fungsinya
|
Keterampilan: |
Demonstrasi
|
Mendemonstrasikan
penggunaan
minimal 8
tombol
|
Penilaian diri adalah sangat bermanfaat bagi kita untuk mengetahui sampai dimana kinerja kita
BalasHapus