SEJARAH PERKEMBANGAN MASSAGE DAN SPORT MASSAGE
DI DUNIA DAN DI INDONESIA
A. SEJARAH
PERKEMBANGAN MASSAGE DI DUNIA
1. Masa Pra-Sejarah
Pada masa ini bukti
telah mendukung posisi massage yang telah dipraktekkan oleh beberapa kelompok
orang di dunia. Para arkeolog telah menemukan artifak-artifak yang menunjukkan
penggunaan massage di sejumlah wilayah di dunia. Meskipun tidak ada bukti
pre-historis langsung yang menjelaskan penggunaan massage untuk alasan medis,
bukti tidak langsung sangat jelas menunjukkan kaitan massage dengan medis.
Lukisan-lukisan di gua Eropa (abad 15000 SM), misalnya, menunjukkan apa yang
bisa disebut sebagai kegunaan sentuhan terapi. Pada periode sejarah,
catatan-catatan tertulis dan bergambar menunjukkan penggunaan massage.
2. Masa
Kuno (Leluhur)
Pada masa ini di
kawasan timur, pemikiran/ perhatian terhadap sakit telah ditulis di Cina selama
ribuan tahun, dan catatan telah menunjukkan bahwa praktek massage telah ada
semenjak 3000 SM. Namun, pada periode antara abad kedua sebelum masehi (yakni
200-101 SM) dan abad pertama sebelum masehi (yakni 1-101 SM), pengobatan di
Cina telah mulai ada. Naskah-naskah yang ditemukan di Cina mulai abad kedua
sebelum masehi membahas massage sebagai salah satu metode perawatan terhadap
penyakit yang beraneka-ragam. Namun, kiranya perlu diingat bahwa akupuntur
tidak termasuk (meskipun akupuntur telah disebut dalam tulisan kedokteran Cina
sejak abad 90 sebelum masehi). Dengan menggunakan pengetahuan mereka tentang
massage dan juga akupuntur (gambar1-2), bangsa Cina memnembangkan suatu aliran
atau gaya massage yang mereka sebut dengan “anma” atau “anmo”.
Bangsa cina telah mengembangkan seni massage dengan sangat baik dan bangsa ini
pula yang pertama kali melatih dan mempekerjakan pemijat tuna netra.
Pada awal abad pertama
sebelum masehi, berbagai kelompok pemikiran medis telah berdiri dan mulai
menghasilkan pemikiran yang berbeda-beda. Ide/gagasan dan keyakinan yang
berbeda-beda ini dikumpulkan pada masa pemerintahan Kaisar Kuning mistis dan
telah menjadi kitab klasik kedokteran Cina tradisional, Huang-ti nei-ching.
Meskipun tanggal pasti penulisan karya ini tidak diketahui, kitab ini telah ada
menjelang abad pertama sebelum masehi. Karya yang secara umum dikenal dengan
nama Nei Ching ini berisi deskripsi prosedur sentuhan terapi dan
manfaat-manfaatnya. Ada sedikit perdebatan mengenai tanggal aktual dari karya
ini, karena sebagian ahli sejarah berpendapat bahwa karya ini ditulis sekitar
tahun 2760 sebelum masehi. Namun, para sejarawan medis Cina sebelumnya
cenderung mengakui penanggalan sebelumnya.
Mendekati tahun 700 SM,
telah ada menteri kesehatan di Cina dan suatu system kesehatan umum. Menjelang
abad ke-6, tehnik dan manfaat massage telah disusun dengan baik di Cina dan
merambah ke Jepang. Pada umumnya metode-metode massage Jepang hampir sama
dengan Cina. Di Jepang, kita menemukan “amma”
Cina, yang disebut juga dengan “anma” yang berarti massage dalam
bahasa Jepang. Shiatsu, yang
secara harfiah berarti tekanan jari dianggap sebagai komponen anma. Shiatsu
merupakan modal utama Jepang yang didasarkan pada konsep bangsa Asia bahwa
tubuh memiliki satu rangkaian titik energi, atau “tsubu”. Ketika tekanan diberikan pada titik-titik ini dengan
benar, sirkulasi meningkat dan syaraf-syarat terstimulasi. Ada banyak
titik-titik tsubu sepanjang badan, tiap-tiap titik ini memiliki arah yang
berbeda-beda. Para praktisi Shiatsu memijat tsubu untuk menyeimbangkan pikiran
dan tubuh. Seperti halnya Cina, bangsa Jepang medieval juga mempekerjakan pemijat
tuna netra. Di museum Pergamon di Berlin, terdapat suatu relief batu pualam
putih berusia 2000 tahun yang menggambarkan tindakan massage.
Selain di Cina dan
Jepang, Negara-negara Asia lainnya juga mempraktekkan massage. Di daratan
India, praktek massage telah ada selama lebih dari 3000 tahun. Pengetahuan
tentang massage yang dibawa ke India mungkin juga berasal dari Cina, dan lambat
laun pengetahuan ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari tradisi Hindu,
yang ditandai misalnya dengan memasukkan pengobatan massage didalam kitab suci Ayur- Veda (1800 SM). Ayur-Veda (yang
secara bahasa bermakna aturan kehidupan) meliputi hal-hal seperti kelahiran
kembali, penolakan pada kehidupan materi dunia, keselamatan, jiwa, tujuan
hidup, pemeliharaan kesehatan mental, dan pencegahan serta tindakan terhadap
penyakit. Untuk pengobatan, teks Ayur-Veda yang paling penting adalah“samhitas”. Karya selanjutnya, Manaw Dharma Shastra (300
SM), juga menyebutkan massage terapi.
Selain budaya Negara-negara timur yang telah disebutkan tadi, Polinesia
juga dicatat sebagai wilayah yang mempraktekkan massage terapetik. Konsep
kesehatan dan pengobatan di Barat mulai terbentuk dalam kurun waktu abad
ketujuh dan keenam sebelum masehi. Dalam kurun waktu itu, ahli kesehatan Yunani
yang legendaris; sculapius (Asclepius) berubah menjadi seperti seorang dewa yang
menjadi sebab munculnya profesi medis. Ular suci dan tongkatnya tetap menjadi
symbol profesi medis. Sekitar abad 500 SM, berbagai ide tentang penyembuhan dan
pengobatan di yunani dikumpulkan dalam techne iatriche, atau ilmu
penyembuhan. Selam proses ini, dua orang tokoh yakni Iccus dan Herodicus
memusatkan perhatian pada latihan dan penggunaan senam. Diantara pengikut ilmu
baru ini adalah Hippocrates of Cos (460-375 SM).
Dengan menitik beratkan
pada pasien secara individual dan keyakinannya bahwa orang yang berprofesi
sebagai penyembuh harusnya merawat dan hendaknya jangan menyebabkan tambahan
resiko pada pasien, Hipocrates
dikenal sebagai bapak kedokteran dunia barat modern. Meskipun hanya sedikit
informasi yang dapat kita himpun mengenai beliau, beliau dikenal sebagai dokter
klinis dan pengajar yang baik dan juga sebagai pendiri sekolah medis dan
penulis berbagai buku, meskipun sebagian besar bukunya ditulis oleh para anggota
sekolah atau perkumpulan Hippocratic yang lain. Tulisan-tulisan ini dikumpulkan
dan disebut dengan Corpus Hippocraticum, yang merangkum banyak hal yang terkait
dengan penyakit dan pengobatan era kuno.
Empat abad setelah perkembangan techne iatriche, beberapa perdebatan
terjadi dalam profesi penyembuhan, salah satu pendapat itu mendukung adanya
terapi massage. Satu kelompok ahli medis Yunani yang tinggal di Roma yang
disebut dengan para Methodist, mendukung pendapat sederhana tentang pengobatan dan
membatasi tindakan pengobatan hanya pada pembersihan/ mandi, diet, massage, dan
sedikit obat. Hal ini tidak berarti bahwa para para praktisi awal dan kelompok
lain tidak mengetahui pentingnya sentuhan. Pencetus pemikiran ini adalah
Asclepiades. Diantara sumbangannya yang banyak pada dunia kedokteran Roma
adalah risalah pergesekan (massage) dan latihan. Meskipun pendapat ini sudah
tidak dipakai lagi, pemikiran ini disebutkan lagi oleh Aulus Aurelius
Coenellius Celsus (abad 25 SM – 50 SM) dalam tulisannya tentang massage. Dalam
tulisannya berjudul On Joints, Hippocrates
menulis “para ahli pengobatan/ dokter harus menguasai banyak keahliaan dan
terutama massage” (bagian/bab/ayat IX, baris 25- 26). Hippocrates juga
menyebutkan bahwa tindakan lanjut setelah berkurangnya bahu yang bergeser,
massage hendaknya dilakukan dengan lembut, tangan yang halus (bagian/ayat/bab
IX, baris 31-33). Oleh karena itu, Hipocrates merupakan pencetus massage
terapi.
Dalam masa periode
transisi antara dominasi Yunani dan Roma pada masa kuno, ada beberapa tokoh
yang membantu mengedarkan pengetahuan kedokteran Yunani dan menyatukannya
dengan kedokteran Roma. Salah satunya adalah Aulus Celsus, yang oleh banyak
ahli dianggap sebagai ahli sejarah kedokteran yang penting. Hasil tulisannya
berjudul De Medicina merupakan karya kedokteran Roma yang terkenal dan
menjembatani perbedaan antara masa periodenya dan masa Hippocratic Corpus.
Dalam masa ini, massage telah diterima dan bahkan Julius Caesar (abad 100-44
SM) menggunakan massage untuk mengobati epilepsinya. Pengikut selanjutnya dari
ilmu kedokteran Hippocratic adalah Galen
of Pergamon (abad 130-200 SM) (gambar. 1-4). Galen adalah dokter dari
Roma yang belajar ilmu kedokteran di Alexandria (Saudi Arabia) dan kemudian
menjadi dokter pribadi kaisar Roma Marcus Aurelius. Dalam kurang lebih 100
risalah kedokterannya,Galen mengumpulkan dan menggabungkan pengetahuan tentang
anatomi dan kedokteran Yunani; system pengobatannya terus mendominasi dunia
kedokteran hingga abad pertengahan and bahkan hingga sekarang. Diantara hasil
karyanya, karya yang berjudul De
Sanitate tuenda memperhatikan latihan, manfaat mandi, dan
massage.
Seiring dengan adanya pembagian kekaisaran Roma menjadi wilayah timur
dan barat, penurunan dalam pembelajaran lebih banyak terjadi dan semakin
bertambah hebat di Roma barat daripada di Yunani timur (Byzantium).Jauh ke
sebelah timur Roma, Slavinia kuno dilaporkan telah menggunakan massage. Di
Amerika, suku Maya dan Inca telah dicatat sebagai komunitas yang menggunakan
gabungan manipulasi dan massage. Suku Inca juga menggunakan cara pemanasan dlam
tindakan pengobatan pada penyakit-penyakit gabungan dengan menggunakan
daun-daun dari padang rumput chilca. Hal ini tidaklah
mengherankan jika suku Inca Amerika Latin (selatan) mengembangkan cara penggabungan
manipulasi dan massage. Mereka telah lebih berhasil dalam bidang trepanasi (prosedur
operasi yang melibatkan pemindahan suatu bagian dari tengkorak) pada abad 2000
SM daripada yang dilakukan bangsa-bangsa Eropa pada 1800. Disamping itu,
catatan/ bukti-bukti menunjukkan bahwa suku Cherokee dan Navajos juga menggunakan
massage dalam mengobati kolik dan mengurangi sakit melahirkan.
3. Masa
Abad Pertengahan
Setelah jatuhnya
Kekaisaran Roma (476). Dunia kedokteran barat mengalami kemunduran.sesungguhnya
hal ini hanya dikarenakan hasil tulisan sejumlah dokter-dokter Barat (seperti
Oribasius dan Alexander of tralles) yang menyatakan bahwa pengetahuan
kedokteran kuno dari Yunani dan Roma bisa dipelihara/ dipertahankan. Diantara
para penulis Greco-Roman yang masih memikirkan pengobatan dengan alat-alat
mekanis (sebagai kebalikan dari terapi obat ataupun pembedahan) adalah Paul
of Aegina (625-690), yang menganjurkan bending,
stretching, dan rubbing pada bagian-bagian
tubuh yang parallel. Sebagai akibat dari tulisannya, Galen menjadi pemegang
kuasa di kedokteran pusat di dunia barat selama berabad-abad. Haruslah dicatat,
bahwa Galen telah menulis secara luas topic tentang massage and
administrasinya/kelengkapannya. Setelah mundurnya Roma, tradisi Hippocratic-Galenic
bertahan di Wilayah timur yang menggunakan bahasa Yunani sebagai bahasa
komunikasi. Seiring dengan jatuhnya Alexandria (642), pengetahuan tentang
kedokteran Yunani menyebar sampai wilayah Arab.
Seiring dengan
meluasnya penyebaran Islam di dunia pada abad ketujuh dan kedelapan, kerangka/
kumpulan doktrin kedokteran Greco-roman yang komprehensif diadopsi, bersama
dengan pengetahuan kedokteran Hindu dan Persia yang semakin meluas. Salah satu
contoh dari penggabungan pengetahuan ini adalah sebuah karya ensiklopedi (Kitabu’l hawi Fi’t-Tibb) yang
ditulis oleh seorang dokter Persia bernama Rhazes ( Abu Bakr Muhammad ibn
Zakariya al-Razi) (abad 850-932), yang membahas praktek-praktek medis Yunani,
Roma, dan Arab, termasuk massage. Karya penting lainnya adalah yang ditulis
oleh dokter Persia bernama Abu-Ali al-Husayn ibn-Sina (980-1037), yang lebih
dikenal dengan Avicenna. Dia juga menulis sejumlah buku kedokteran yang masih
dianggap standar hingga abad ke-17. Karyanya yang berjudul Canon of Medicine merupakan teks kedokteran yang
sangat terkenal, yang mengumpulkan ilmu pengetahuan kedokteran teori dan
praktik pada saat itu. Hasil karta ini menggambarkan pengaruh yang hebat dari
Galen pada ilmu kedokteran saat itu; teks ini juga mencantumkan manfaat massage.
Pada kenyataannya, menjelang akhir abad kesembilan, hampir semua
teks-teks kedokteran Galen yang panjang telah diterjemahkan dalam bahasa Arab.
Pada umumnya, nampaknya para dokter muslim pada abad Pertengahan Eropa lebih
tertarik mengembangkan dan menguraikan kebenaran-kebenaran yang dipelajari dari
bangsa Yunani dan Romawi daripada mereka menemukan ilmu pengetahuan yang baru.
Dunia Muslim hanya memasukkan ilmu kedokteran Greco- Roman ke dalam kerangka
Islam. Hanya dengan melalui terjemahan Latin dari para penulis Arab ini
sebagian besar pengetahuan kedokteran Yunani dihidupkan lagi di dunia Kristen
di Negara barat (yakni di Eropa). Untuk sebagian besar wilayah, para praktisi
kedokteran barat pada abad pertengahan meninggalkan massage demi tindakan
pengobatan lainnya. Namun, massage masih tetap merupakan prosedur yang penting
bagi para tabib rakyat dan bidan, dan prosedurnya dikenal sebagai suatu bentuk
seni. Setelah itu, tidak ada kompilasi tehnik dan prosedur yang
dilakukan.Nampaknya, para golongan pendeta/biara menggunakan massage dalam hospitale pauperum mereka,
hal ini nampak karena mereka juga mempunyai salinan tulisan-tulisan kedokteran
Greco-Roman yang lebih dahulu.
Selama masa akhir abad pertengahan, koleksi, penyimpanan, dan transmisi
pengetahuan kedokteran klasik terjadi (gambar.1-5). Setelah abad ke-12, ilmu
pengetahuan kedokteran pertengahan di barat semakin meluas, hal ini sebagian
berkat karya-karya yang masih ada dari golongan Muslim yang telah terlebih dulu
menterjemahkan teks-teks kedokteran Yunani dan Latin kedalam bahasa Arab.
Menjelang abad ke-13, ilmu pengetahuan kedokteran telah berkembang hingga
ketingkat dimana ketiga kota pusat orang-orang Eropa (Montpeller, Paris, dan
Bologna) menawarkan gelar dalam ilmu kedokteran. Pada 1316, Mondino dei Luzzi
menulis Anothomia, risalah
anatomi modern yang pertama. Dengan munculnya kembali pembelajaran Yunani
klasik selama era Renaissance, dunia kedokteran Barat disegarkan kembali dengan
terjemahan-terjemahan baru dari teks-teks Yunani dan romawi kuno. Diantara
teks-teks yang muncul kembali adalah karya Aulus Celsus De Medicina, yang
kembali beredar berkat adannya penemuan media cetak.
4. Renaissance
Barat Dan Pencerahan
Zaman Renaissance (abad
1250 – 1550) merupakan suatu periode yang menarik dalam sejarah kedokteran dan tindakan medis.
Kata Renaissance
berarti lahir kembali, dan di era inilah dasar-dasar anatomi manusia modern (di
Negara barat) dikemuakan oleh dokter dari Flemiosh Andreas Vesalius
(1514-1564). Tulisannya berjudul De Humani Corporis Fabrica (1543)
diakui sebagai salah satu penelitian terpenting dalam sejarah kedokteran.
Disamping hal itu, dasar-dasar farmakologi kimia, sebagai kebalikan atau lawan
dari pengobatan herbal – dikemukakan oleh seorang dokter dari Swiss bernama
Philippus von Hohenheim (1493-1541), yang lebih dikenal dengan nama Paracelsus.
Prosedur-prosedur operasi baru juga ditemukan, terutama oleh ahli bedah militer
Perancis Ambroise Pare (abad 1510-1590) (gambar.1-6). Selain menemukan
beberapa instrument bedah, Pare juga merupakan salah satu dokter modern yang
pertama kali membahas efek-efek terapi massage, terutama pada kasus-kasus bedah
orthopedic. Pare, bahkan lebih lanjut
membuat klasifikasi tentang jenis gerakan-gerakan massage yang beraneka ragam.
Dua dokter era Renaissance
yang terkenal lainnya adalah Girolamo Mercuriale (1530-1606) dan Timothy
Bright (abad 1551-1615). Mercuriale menghabiskan beberapa tahun di Roma
untuk meneliti/mengamati naskah-naskah penulis-penulis kuno. Pengetahuannya
yang luas mengenai sikap-sikap masyarakat Yunani dan Roma terhadap diet,
latihan, dan efek-efeknya pada kesehatan dan penyakit terbukti/ terlihat dalam De
Arte Gymnastica (1569), yang diakui sebagai buku pertama dalam bidang
kesehatan olah raga. Buku ini mengumpulkan sejarah sejarah senam hingga era
itu, dengan menyatukan semua yang telah ditulis tentang manfaat latihan (baik
untuk tujuan kesehatan maupun tindakan pada penyakit). Buku kedokteran Bright
yang pertama (abad 1584) dibagi menjadi dua bagian, Hygienina on restoring Health dan Therapeutica on Restoring
Health. Dalam buku ini, Bright membahas tentang mandi, latihan,
dan massage, dan buku ini juga mendukung kegiatannya dalam mengajar
teknik-teknik ini pada kuliah-kuliahnya di Universitas Cambridge. Sekitar abad
ke-16, kita temukan dua karya Asia timur yang penting yang terkait dengan
massage. Bangsa Cina menerbitkan Chen-chiu ta-ch’eng, yang berisi
satu bab tentang massage pediatric, dan Jepang menerbitkan San-tsai-tou-hoei,
yang menyebutkan prosedur massage baik aktif maupun pasif.
Menjelang akhir bad
ke-17, kedokteran barat telah mengalami revolusi baik dalam ide maupun
pengetahuan. Di Italia, Giovanni Alfonso Borelli (1608-1679)
melaksanakan pembedahan anatomi secara ekstensif/luas dan telah menganalisa
fenomena konstraksi otot. Di Inggris, William Harvey (1578-1657) telah
menunjukkan bahwa sirkulasi darah pada binatang didorong oleh denyut jantung
melalui arteri dan vena (gambar 1-7). Penemuan ini meningkatkan kemungkinan
diterimanya massage sebagai alat terapi. Perkembangan penting lain yang terjadi
dalam kurun waktu abad ke- 17 adalah realisasi bahwa sangatlah perlu untuk
mengumpulkan deskripsi klinis yang lengkap tentang penyakit, umumnya disisi
tempat tidur, dan untuk mengembangkan obat khusus untuk setiap penyakit khusus
pula. Pada bidang ini, seorang dokter dari Inggris bernama Thomas Sydenham (1624-1689)
merupakan tokoh yang paling terkenal. Pada saat yang bersamaan dengan pembuatan
kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan ini, massage juga muncul kembali sebagai
bentuk terapi yang diterima pada profesi medis dan sebagai praktek terapi bagi
kesehatan dan penyakit.
Pada abad ke-18 di
Negara-negara barat memperkenalkan obat pada Pencerahan. Hal yang muncul adalah
suatu harapan optimis yang terkait dengan peran dan manfaat obat. Semua orang
meyakini bahwa kesehatan merupakan suatu keadaan alamiah yang harus diperoleh
dan dijaga/dipertahankan. Dalam filosofi baru ini, massage muncul dan dipandang
sebagai pengobatan yang popular di Eropa. Simon Andre Tissot (1728-1797),
seorang tokoh penting fisioterapi menerbitkan beberapa karya penting tentang
latihan senam yang merekomendasikan massage bagi berbagai penyakit dan yang
memberikan indikasi bagi penggunaannya. Abad ke-18 juga menunjukkan pembuatan
system-system kedokteran baru yang menggabungkan penemuan-penemuan pada 200
tahun sebelumnya mengenai anatomi, fisiologi dan kimia. Sistem-sistem yang
komprehensif/ menyeluruh ini diperlukan untuk menyiapkan alasan/ dasar
pemikiran bagi pedoman kegiatan-kegiatan klinis. Beberapa ahli percaya bahwa
kumpulan dan gabungan/ sintesa dari ilmu pengetahuan baru ini akan meningkatkan
gengsi profesi kedokteran/ medis dan menyingkirkan “para dukun”.
5. Era
Modern
Era massage modern
mulai pada awal abad 19, ketika banyak penulis mendukung massage dan
mengembangkan system mereka sendiri. Penulis yang paling ternama adalah Pehr
Hendrik L (1776-1839), seorang ahli fisiologi Swedia dan instruktur
kebugaran/ senam. Melalui pengalamannya di Universitas Lund dan Swedish Royal
Central Institute Gymnastic, Ling mengembangkan sistem senam kesehatan dan
latihannya sendiri, yang dikenal dengan Ling System Swedish Movements
(gerakan Swedia system Ling), atau Swedish Movement Cure (Perawatan
Gerakan gaya Swedia).Fokus utama dari karya Ling ada pada senam/kebugaran yang
diterapkan pada perawatan terhadap penyakit dan atau cedera. Dalam hal ini,
Ling merupakan mendukung Medical
Gymnastics suatu subyek/ topic yang dipromosikan lebih dari 2000 tahun
oleh Herodicus, seorang pengajar dari sekolah Hippocrates. Menurut Ling,
gymnastic/senam medis adalah senam yang dilakukan dengan posisi yang tepat baik
secara sendiri ataupun dengan bantuan orang lain, kita mencoba dengan
mempengaruhi gerakan guna mengurangi ataupun mengatasi penderitaan yang muncul
melalui kondisi-kondisi yang abnormal.
Sistem Ling
mengklasifikasikan gerakan menjadi tiga jenis: aktif, pasif, dan berulang.
Gerakan aktif adalah gerakan yang ditampilkan oleh pasien/klien (yakni
latihan). Gerakan-gerakan pasif adalah gerakan-gerakan dari pasien/klien yang
ditampilkan oleh pelatih senam/ahli terapi (misalnya jarak/tingkat gerakan).
Gerakan duplikasi/berulang adalah gerakan yang ditampilkan pasien/klien dengan
dibantu oleh/bersama-sama dengan ahli terapi. Dengan cara ini, gerakan pasien
berlawanan dengan gerakan pelatih/ahli terapi (yakni latihan berlawanan).
Massage dipandang sebagai komponen dari system Ling secara keseluruhan dan
biasanya disebut sebagai Massage Swedia. Ling (pencetus/ penemu Swedish
Massage) and para pengikutnya menggunakan suatu system stroke yang panjang dan halus yang membuat suatu
pengalaman/rasa yang sangat relaks/ santai. Secara umun, para pengikut ini
menggunakan massage dikaitkan dengan gerakan-gerakan yang dijelaskan
sebelumnya. Gerakan-gerakan aktif dan pasif dari sendi meningkatkan relaksasi
umum, meningkatkan sirkulasi, mengurangi tegangan otot, dan meningkatkan
tingkat gerakan. Bagi Ling, massage merupakan suatu bentuk senam pasif, yang
dilakukan pada bagian
tubuh dan sebaliknya dengan bagian
tubuh (seperti halnya jarak/tingkat gerakan). Ketika anda membaca bagian yang
berisi klasifikasi gerakan massage, cobalah untuk membayangkan bagaimana Pehr
Ling akan menggolongkan gerakan-gerakan massage tersebut.
Dari 1813 hingga 1839, Ling mengajarkan teknik-teknik ini di Royal
Central Institute of Gymnastics, yang dia dirikan dengan dukungan dari
pemerintah. Ketika Ling dianggap sebagai bapak/pendiri terapi fisik
(fisioterapi), sementara para muridnya bertanggung jawab bagi penyebaran
ide-idenya keseluruh dunia. Diantara kota-kota penting yang mendirikan sekolah
dengan mengajarkan metode-metode Ling adalah St. Petersburg, London, Berlin,
Dresden, Leipzig, Vienna, Paris, dan New York. Dalam kurun waktu 12 tahun
semenjak kematiannya (1839), ada 38 institusi di Eropa yang mengajarkan system
Gerakan Swedia. Yang termasuk dalam kelompok pelajar ini adalah berbagai dokter
medis yang menjadi yakin dengan kegunaan ataupun manfaat massage dan latihan
terapi dalam praktek kedokteran. Para dokter medis bisa menyelesaikan program
gymnastik/senam medis Ling ini dalam satu tahun, sedangkan bagi yang bukan
dokter memerlukan dua hingga tiga tahun untuk menyelesaikannya. Karena
banyaknya dokter yang mengikuti pelatihan ini, massage menjadi lebih bisa
diterima sebagai suatu prosedur dan praktek kedokteran tradisional.
Tokoh lain yang
berperan dalam sejarah perkembangan massage adalah seorang dokter dari Belanda Johann
Mezger (1839-1909), yang lahir pada tahun yang sama dengan tahun
meninggalnya Ling. Mezger secara umum diberi penghargaan karena telah membuat
massage menjadi komponen fundamental/dasar dari rehabilitasi fisik; beliau juga
diberi penghargaan karena berjasa mengenalkan istilah-istilah Perancis yang
masih digunakan dalam profesi massage (effleurage,
petrissage, tapotement). Bangsa Perancis menterjemahkan beberapa buku
massage Cina, dan hal ini mungkin menjadi sebab mengapa istilah Perancis pada
prosedur menjadi sangat umum dalam teks-teks massage. Berbeda dengan Pehr Ling,
Mezger, menjadi seorang dokter, jadi lebih mudah baginya untuk mempromosikan massage dengan
menggunakan dasar kedokteran dan ilmiah. Dalam hal ini, Mezger cukup berhasil
dalam menjadikan profesi kedokteran lebih bisa menerima massage sebagai
tindakan kedokteran terhadap sakit dan penyakit yang bisa dipercaya.
Sejumlah dokter Eropa mulai menggunakan terapi massage dan menerbitkan
secara ilmiah hasil-hasil modality yang positif. Yang kemidian terjadi adalah
masuknya seni massage dalam ilmu kedokteran. Siste Gerakan Swedia dikenalkan di
Amerika Serikat pada tahun 1856 oleh dua bersaudara, George Henry Tailor dan
Charles Fayette Tailor. Tailor bersaudara tersebut telah belahar
teknik-teknik itu di Eropa dan kembali ke Amerika Serikat dimana kemudian
mereka membuka suatu praktek orthopedic dengan spesialisasi Gerakan swedia.
Kedua dokter ini menerbitkan sejumlah karya penting mengenai sistem Ling,
termasuk teksbook bangsa Amerika pada bidang massage itu pada tahun 1860. Orang
Amerika yang juga mendukung system Gerakan Swedia lainnya adalah Douglas O.
Graham. Dr. Graham bukan hanya seorang praktisi dari system ini tapi juga
merupakan penulis beberapa karya mengenai sejarah massage yang dikerjakannya
dalam kurun waktu 1874 hingga 1925.
Praktisi pendukung
lainnya di Amerika Serikat adalah Hartvig Nissen, yang pada tahun 1883
membuka Institut Kesehatan Swedia bagi Tindakan/Perawatan Penyakit Kronis
melalui/dengan Gerakan Swedia dan Massage (Washington D.C.). Nissen menampilkan
suatu paper/makalah berjudul “Gerakan Swedia dan Massage” pada 1888, yang
selanjutnya diterbitkan di bebeapa jurnal kedokteran. Hasil dari publikasi ini
adalah adanya sejumlah surat dari para dokter yang ingin lebih mengetahui
tentang system Ling dan pemeriksaan ini mendorongnya untuk menerbitkan Swedish Movement and Massage Treatment
pada 1888. Penggabungan dua buku yakni buku karya Nissen dan Graham yakni A
Treatise on Massage (Risalah Massage), Its
History, Mode Application and Effects (1902) (Sejarahnya, Model
Aplikasi dan Efeknya), sangat berjasa dalam meningkatkan minat profesi
kedokteran Amerika Serikat mengenai manfaat-manfaat massage. Ketika Tailor
bersaudara, Graham dan Nissen tengah meyakinkan komunitas kedokteran tentang
manfaat-manfaat massage dan senam medis, beberapa tokoh lainnya tengah sibuk
meyakinkan public/masyarakat luas.
Diantara tokoh-tokoh yang sibukmeyakinkan masyarakat adalah John
Harvey Kellogg (1852-1943). Kellogg (dari Battle Creek, Michigan menulis
sejumlah artikel dan buku tentang massage, dan menerbitkan Good Health, suatu majalah yang ditujukan bagi masyarakat
luas. Usaha-usaha seperti ini membantu mempopulerkan massage massagedi Amerika
Serikat. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 terjadi perubahan dalam
penggunaan massage, yang terpenting adalah perkembangan bidang terapi fisik.
Terapi fisik atau fisioterapi dikembangkan dari segmen pendidikan fisik, yang
berperan dalam melatih para wanita untuk bekerja dirumah-rumah sakit, dimana
mereka menggunakan massage dan latihan terapi untuk membantu pemulihan keadaan
pasien. Para wanita ini seringkali dilatih dalam hal mechanotherapi, yang
merupakan cara penyembuhan tubuh dengan menggunakan manipulasi (massage dan
latihan-latihan khusus). Perang Dunia I menyediakan kesempatan yang tidak
terbatas bagi penggunaan massage terapi, latihan, dan metode-metode fisioterapi
lainnya (elektroterapi dan hidroterapi) dalam usaha untuk merehabilitasi para
tentara yang terluka. Dalam hal perawatan korban perang, muncullah ide-ide awal
Just Lucas-championniere 91843- 1913). Singkatnya, apa yang dianjurkan
Dr. Lucas-Championniere adalah penggunaan massage dan latihan-latihan gerakan
pasif setelah cedera, terutama patah. Namun, yang berubah adalah para dokter
semakin sering memberikan tindakan/pengobatan (beberapa diantaranya baru
seperti digunakannya electroterapetik).
Mendekati awal abad
ke-20, massage telah mulai digunakan diseluruh Negara Barat. Pada saat pertama
kali massage diterima, yang kemudian berkembang adalah profesi massage. Di
Britania Raya, the Society of Trained
Masseuses (Kelompok Masseuses Terlatih) (1894) dibentuk oleh
beberapa wanita yang menyadari perlunya standardisasi dan profesionalisasi dari
ketrampilan mereka. Organisasi ini berhasil dalam beberapa hal: pembuatan
kurikulum massage, akreditasi sekolah-sekolah massage yang mana harus melalui
inspeksi yang teratur; pembuatan prasyarat akan adanya instrukturinstruktur
yang baik bagi kelas-kelas massage; dan pembuatan dewan program sertifikasi.
Menjelang akhir Perang Dunia I (1918), organisasi ini telah beranggotakan
hampir 5000 orang. Pada tahun 1920, kelompok ini bergabung dengan Institut
Massage dan Latihan Remedial (Institute
of Massage and Remedial Exercise) dan kelompok baru ini kemudian
dikenal dengan nama Chartered Society
of Massage and Medical Gymnastics (Kelompok Massage dan Senam
Kedokteran Resmi). Kelompok baru ini juga melakukan tindakan-tindakan demi
profesionalisme. Diantara syarat-syarat keanggotaan baru kelompok ini adlah
penyerahan dokter dan persoalan sertifikat kompetensi bagi mereka yang lulus
tes yang dipersyaratkan. Menjelang tahun 1939, keanggotaan organisasi ini telah
hampir mencapai 12.000 orang.
Setelah Perang Dunia I,
organisasi-organisasi kedokteran seperti halnya American Society of Physical Therapy Physicians (Masyarakat
Dokter Terapi Fisik Amerika) juga terbentuk. Pada tahun 1920-an dan 1930-an,
program-program bagi para ahli terapi fisik tengah distandardisasi, sedangkan
padawaktu yang bersamaan para dokter juga dilatih di dalam bidang ini. John
S. Coulter, pada 1926, dokter akademik tetap pertama dalam kedokteran fisik
pada Sekolah Kedokteran Universitas Northwestern. Menjelang 1947, bidang
kedokteran fisik dan rehabilitasi yang dikenal dengan fisiatri terbentuk
sebagai bagian spesialis kedokteran tersendiri. Meski banyak masseur dan
masseuses yang tidak setuju dengan campur tangan profesi medis pada bentuk seni
mereka, kejadian-kejadian yang baru saja digambarkan tadi terlihat
menyenangkan. Pada awal abad ke-20, profesi kedokteran di negara-negara barat
telah mulai menyadariapa yang telah lama diajarkan oleh bangsa Cina dan para masseur/masseuses:
gosokan terapi memiliki peran yang penting pada perawatan/tindakan pada sakit
dan penyakit.
Profesionalisme senam/gymnastic kedokteran (seperti terapi fisik) secara
sederhana berarti bahwa disamping mempelajari seni massage, para ahli terapi
massage juga perlu menguasai latar belakang ilmiah yang diperlukan untuk
memahami anatomi dan fisiologi manusia. Seperti yang diilustrasikan dalam buku
ini, penyunting buku juga percaya pada ahli terapi yang terdidik dan terlatih
dengan baik. Ketika suatu profesi ini sudah digabung dengan kemajuan tehnologi
dan dunia kedokteran,suatu massage sederhana menjadi kurang penting, namun satu
prosedur pada penyimpanan rehabilitasi. Sebagai akibatnya, the British chartered Society of Massage and medical Gymnastics
mengubah namanya menjadi Chartered
Society of Psysiotherapy (Masyarakat/kelompok Fisioterapi
Resmi). Pada waktu yang hampir bersamaan, Asosiasi Masseurs dan Masseuses
Amerika terbentuk di Amerika Serikat: kelompok ini kemudian berganti nama
menjadi Asosiasi terapi Massage Amerika. Seiring denganwaktu, asosiasi ii hadir
sebagai wakil ataupun wujud massur dan masseuses rofessional yang lazim disebut
ahli terapi massage. Organisasi yang mempunyai cabangcabang di hampir 50 negara
bagian in memiliki hamper 25000 anggota.
6. Metode
Baru
Selama lebih dari 50
tahun, beberapa gaya dan teknik massage baru telah muncul. Sementara sempitnya
ruang gerak, melarang adanya pembahasan yang terperinci mengenai semua prosedur
ini, beberapa diantaranya memerlukan perhatian. Sebagai suatu aturan umum,
teknik-teknik baru ini melebihi konsep-konsep asli massage Swedia, dan sebagian
besar dikembangkan di AmerikaSerikat sejak 1960. Massage Esalen (dikembangkan di Institut Esalen) di
rancang untuk menciptakan suatu keadaan relaksasi yang lebih dalam dan
kesehatan secara umum. Jika dibandingkan dengan system Swedia, Massage Esalen
lebih lambat dan lebih berirama dan menekankan pada pribadi secara keseluruhan
(pikiran dan tubuh). Banyak ahli terapi yang sebenarnya menggunakan suatu
kombinasi teknik Swedia dan teknik Esalen. Rolfing,
dikembangkan oleh Dr. Ida Rolf, melibatkan suatu bentuk kerja jaringan dalam
yang melepaskan/mengendurkan adhesi atau pelekatan dalam jaringan fleksibel (fascia) yang mengelilingi otot-otot
kita. Secara umum, gaya ini meluruskan segmensegmen tubuh utama melalui
manipulasi pada fascia. Deep Tissue Massage menggunakan
stroke / tekanan yang perlahan, tekanan langsung, dan atau pergeseran. Seperti
namanya, prosedur ini diaplikasikan dengan tekanan yang lebih besar and pada
lapisan otot yang lebih dalam daripada massage Swedia.
Sport
Massage adalah massage yang telah diadaptasi untuk keperluan atlit dan terdiri
dari dua kategori: pemeliharaan (sebagai bagian dari aturan latihan) dan
perlombaan (sebelum perlombaan ataupun setelah perlombaan). Sports massage juga
digunakan untuk mempromosikan penyembuhan dari cedera.. Reflexology, juga dikenal sebagai terapi zona, terapi ini
didasarkan pada ide oriental bahwa stimulasi dari titik-titik tertentupada
tubuh mempunyai efek pada bagian lain dari tubuh. Dengan menggunakan tekanan
jari dalam, ahli terapi massage mengobati area tertentu pada kaki dan tangan
untuk menormalkan fungsi-fungsi dalam tubuh. Neuromuscular massage adalah suatu bentuk massage
dalam yang mengaplikasikan tekanan jari yang terkonsentrasi pada otot-otot
tertentu. Bentuk massage ini membantu memutuskan/memecahkan siklus kejang urat
dan sakit dan bentuk ini digunakan pada titik pemicu rasa sakit, yang mana
merupakan simpul ketegangan dari ketegangan otot yang menyebabkan raa sakit
pada bagian-bagian tubuh yang lain. Trigger
point massage dan myotherapy
merupakan varietas/bagian dari massage neuromuscular. Bindegewebsmassage,
atau connective tissue massage, dikembangkan oleh
Elizabeth Dicke, merupakan suatu tipe teknik pelepasan myofascial yang terkait
dengan permukaan jaringan penghubung (fascia)
yang terletak diantara kulit dan otot. Para pengikut Bindegewebsmassage percaya
bahwa massage pada jaringan penghubung/ikat akan mempengaruhi reflek vascular
dan visceral yang berkaitan dengan sejumlah patologi dan disability/ketidakmampuan.
B. SEJARAH
PERKEMBANGAN MASSAGE DI INDONESIA
Pijat telah lama dikenal manusia
terutama manusia dari timur. Pijat ini telah berabad-abad dilakukan oleh nenek
moyang kita, bahkan menjadi suatu kebiasaan-kebiasaan atau suatu kegemaran
terutama dikalangan kaum bangsawan dan orang-orang atasan. Sebab dengan pijat
dapat diharapkan manfaat timbulnya perasaan hangat, segar dan nyaman pada
tubuh.
Raja-raja mempunyai rombongan
abdi-abdi yang bertugas untuk memijat, yang biasanya dilakukan oleh orang-orang
buta atau orang-orang ahli pijat yang sengaja dibutakan, disamping pertimbangan
tata kesusilaan, mereka menganggap pula bahwa orang buta mempunyai kecakapan
yang lebih baik dalam memijat. Hal ini dapat dimengerti, sebab dengan tidak
berfungsinya salah satu indera penglihatan, kemampuan indera ini dapat pindah
ke indera peraba atau indera perasa berfungsi untuk memberikan perasaan nyaman
terhadap orang lain biasanya dilakukan orang buta.
Pijat masih dianggap rendah di
dalam masyarakat kita sehingga pijat mempunyai kedudukan sangat rendah dalam
pandangan setiap orang. Dukun-dukun pijat selalu mendapat ejekan sehari-hari.
Meskipun demikian pijat terus hidup subur dan berkembang meluas, hanya
sayang sekali tanpa mengalami kemajuan-kemajuan apa lagi kemajuan dalam
segi keilmuannya. Pijat yang sekarang dilakukan oleh orang adalah sama dengan
pijat yang telah dilakukan oleh nenek moyang kita beberapa abad yang lampau
tanpa mengalami perubahan dan perkembangan.
Pijat yang sebenarnya dimiliki
orang-orang timur, tetapi karena kurang bangsa-bangsa timur untuk
menyelidikinya, menyebabkan munculnya orang-orang barat yang merasa perlu untuk
mengambil alih. Pijat di bawa pulang kenegerinya dan diselidikinya dari segala
segi terutama segi keilmuannya ialah ilmu tentang anatomi tubuh manusia menjadi
basis penyelidikannya. Di samping itu ilmu tentang Physiologi, Pathologi dan hygine
juga menjadi ilmu penunjang di dalam penyelidikannya.
Kemudian dalam bentuk yang lebih
sempurna, pijat diberi nama massage (diambil dari bahasa Francis) kembali pijat
ke timur lagi. Patut dicatat disini nama-nama bangsa barat yang berjasa
menemukan sistem dalam melakukan massage ialah : Prof. Thomson, Hoffa dan Goch.
Sedang Head dan Mackensie adalah orang-orang yang mempunyai arti penting dalam
memelihara dan mengembangkan dalam pengetahuan Massage.
Pengetahuan massage ini telah mulai
berkembang di negara kita, dan diharapkan massage modern ini akan segera dapat
menggantikan pijat yang masih kuno, yang masih menguasai di seluruh masyarakat
kita. Bersamaan dengan ini akan lenyap pandangan rendah terhadap massage. Perintisan
pendidikan massage di Indonesia dilakukan pada tahun 1958 - 1964 oleh Ern Till
ahli massage dari Jerman di Rehabilitasi Centrum Surakarta. Kursus massage
diselenggarakan bagi penyandang cacat netra yang hasilnya ±100 orang lulus
lengkap dengan mendapat ijazah. Selain melatih orang penyandang cacat netra Ern
Till juga melatih orang-orang awas untuk menjadi ahli pijat atau pelatih pijat.
Usaha-usaha uotuk lebih
meningkatkan mutu dan memanfaatkan massage di Indonesia, sekarang nampak makin
jelas Departemen Sosial melalui Panti Sosial Bina Netra menyelenggarakan
latihan keterampilan massage. Hasilnya sekarang masseur-masseur penyandang
cacat netra telah tersebar di Indonesia hidup mandiri dengan keterampilan
massagenya.
C. PENGERTIAN
SPORT MASSAGE
Sport Massage merupakan teknik
memijat / melulut dengan tangan (manipulasi) pada
bagian tubuh yang lunak dengan prosedur manual ataupun mekanik yang
dilaksanakan secara metodik dan ritmis dengan tujuan untuk menghasilkan efek efek
fisiologis, profilaktik, dan terapeutik / pengobatan
pada tubuh. Manipulasi ini dilakukan secara sistematis dan berurutan sesuai
dengan anatomi tubuh manusia yaitu dari permukaan otot kearah dalam bagian
tubuh yang lunak /mucous dan jaringan dibawah
kulit (konjunktiva) dan lapisan lemak ,
perototan , pembuluh darah , jaringan persyarafan periferis/
syaraf tepi dan jaringan lain serta organ tubuh bagian
dalam. Ada dua macam prosedur sport massage , secara manual dan
mekanik.
Prosedur sport massage manual
merupakan manipulasi sport massage yang dikenal dengan bermacam-macam gerakan
tangan pada permukaan tubuh dengan tekanan gerakan kearah dalam yaitu menekan ,
memeras, pukulan, goncangan , getaran dan manipulasi lain pada jaringan dan
pada segmen . Prosedur manual ini merupakan prosedur yang sangat tua , tersebar
dan paling banyak digunakan karena dengan gerakan tangan manusia akan lebih
mudah menyesuaikan diri dengan struktur anatomi tubuh dan gerakan tangan ini
akan lebih sempurna dibandingkan dengan gerakan alat mesin.
Prosedur
sport massage mekanik , ini dilakukan gerakan sport massage dengan bantuan
gerakan mesin pemijat . Bagaimanapun bagusnya alat massage / mesin pemijat
tersebut tingkat adaptasi dengan struktur tubuh manusia akan tidak sama dengan
gerakan tangan secara manual.
D. SEJARAH
PERKEMBANGAN SPORT MASSAGE DI DUNIA
1. Bangsa Cina Purba
Dari buku-buku yang dianggap suci
oleh bangsa Cina purba diantaranya buku KONG
FU (kira-kira 3000 th SM), terdapat tulisan-tulisan yang menyatakan bahwa
bangsa Cina purba pernah melakukan massage dan senam sebagai cara untuk
pengobatan (Heilgymnas).
2. Bangsa India
Sebuah buku peninggalan bangsa
India “ Veda” (kira-kira th 1800 SM)
dari salah satu bab yang berjudul Ayur,
terdapat ulasan panjang lebar tentang kesehatan, massage dan senam penyembuhan.
Di antaranya terdapat sebuah kalimat yang berbunyi : “Bangun pagi-pagi, cuci mulut, menggosok seluruh tubuh kemudian
melakukan senam pagi”.
3. Bangsa Mesir dan Persia purba
Dari peninggalan-peninggalan
benda-benda relief bangsa Mesir maupun bangsa Persia purba dapat disimpulkan
bahwa mereka telah mengenal massage. Untuk merawat kulit, bangsa Mesir purba
menggosok tubuhnya dengan lumpur yang berasal dari sungai nil dan
kemudian berjemur dalam terik matahari.
4. Bangsa Yunani Purba
Bangsa Yunani purba memiliki
ahli-ahli massage, yang sedikit banyak mewariskan pada kita tentang
pengertian-pengertian massage yang dilakukan orang pada saat itu. Bangsa Yunani
menyebut massage dengan kata “Anatripsi”.
Seorang dokter yang terkenal pada saat itu, Hypocrates (460-377 SM), banyak mengemukakan
tulisan-tulisan mengenai soal-soal medis dan massage. Di antara hasil karyanya ialah
sebuah buku yang berjudul GYMNASTICA.
Dokter lainnya ialah Gaelenos
(kira-kira 131 th SM), membawa dan menyebarkan pengetahuan massage ke Roma
sehingga bangsa Roma banyak meniru bangsa Yunani. Sport massage menjadi lebih
popular lagi dengan adanya pertandingan-pertandingan Gladiator.
5. Abad ke-sembilan belas
Pada awal abad ke- 19 tidak
terdapat kemajuan yang berarti bagi perkembangan yang berarti bagi perkembangan
massage. Pada saat itu seorang dokter bangsa Belanda bernama John G. Mezger (th
1838-1909) banyak mempelajari buku-buku ciptaan Ling dan ahli-ahli bangsa
Perancis diantaranya Tissot (th 1780) dan dr. Hildebrand. Sebagai masseur
beliau dianggap berhasil dengan benyaknya pendeta yang berdatangan dari segala
penjuru untuk meminta pertolongannya. Bahkan banyak pula dari kalangan keluarga
kerajaan. Percobaan-percobaan selanjutnya banyak dilakukan dalam bidang
massage, itulah permulaan pemikiran terhadap pengetahuan massage secara ilmiah.
Usaha tersebut dilanjutkan oleh Prof. Kirchberg yang kemudian menerbitkan buku
sport massage.
6. Akhir abad Sembilan belas
Pada akhir abad ini sport massage
berkembang semakin meluas dan popular, terutama di negara Eropa dengan
banyaknya didirikan lembaga-lembaga pendidikan sport massage. Secara resmi
Belanda untuk pertama kalinya menyelenggarakan ujian sport mssage pada tahun
1965, atas kerjasama dengan beberapa pimpinan organisasi olahraga, antara lain
Ministeris Van Cultuur, Recretie en Maatschappelijk Werk dan Nederlanndsche
gennootschap Voor Heilgymnastiek, Masase en Physiotherapie. Di Amerika sport
masseur mulai dikenal oleh umum sejak tahun 1865 sewaktu diadakan pertandingan
football yang pertama antar sekolah lanjutan.
Di Indonesia sport massage bertambah populer lagi di
kalangan atlit pada pemusatian latihan Nasional Asian Games IV, Ganefo I,
Olympiade Tokyo, maupun di PON. Dengan demikian maka pengetahuan tentang sport
massage merupakan suatu keterampilan khusus di dalam olahraga Indonesia.
E. SEJARAH
PERKEMBANGAN SPORT MASSAGE DI INDONESIA
Sport massage bertambah populer
lagi di kalangan atlit pada pemusatian latihan Ganefo I, Olympiade Tokyo,
maupun di PON. Dengan demikian maka pengetahuan tentang sport massage merupakan
suatu keterampilan khusus di dalam olahraga Indonesia.
Persiapan
Indonesia menghadapi Asian Games IV tahun 1962 yang akan diselenggarakan di
kota Jakarta, membuat Indonesia bersiap diri di segala bidang termasuk bidang
kesehatan dan sport medicine. Dimana pada tahun 1960 Indonesia mendatangkan
team ahli sport massage dari Swedia di pimpin Mr. Tills untuk mengajar sport
massage bertempat di RC Solo, diadakan penataran, kepelatihan sport massage
yang di ikuti oleh 40 orang pelatih dan guru olahraga dari seluruh Indonesia.
Selesai
mengikuti kepelatihan sport massage para pelatih dan guru olahraga tersebut
sebagian besar di terjunkan sebagai tenaga masseur yang menangani atlit-atlit
Indonesia di Asian Games IV tahun 1962. Dari para pelatih dan guru olahraga
inilah sport massage disebarkan ke daerah-daerah seluruh wilayah Indonesia.
Setelah mempelajari manfaat sport massage yang dihubungkan dengan aktivitas
olahraga, selanjutnya sport massage dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan
sebagai mata pelajaran di sekolah olahraga, dan diberian pada kursus-kursus
kepelatihan olahraga.
F. MANIPULASI SPORT MASSAGE DAN TUJUANNYA
1. Effleurage /Stroking
(Melulut Atau Menggosok)
Menggunakan jari tangan, telapak
tangan, buku tangan ataupun punggung tangan. Gerakan melulut ini selalu kearah
jantung, dilakukan secara kontinyu dengan tekanan menyesuaikan. Tekanan lemah
bila dilakukan untuk kulit dan agak keras sampai keras untuk jaringan bawah
kulit (subcutant).
Tujuan diberikan effleurage adalah
untuk menetapkan kontak fisik dengan pasien agar tidak terasa asing, berdampak
positif secara fisiologis dengan mempercepat pergantian metabolisme dan sangat
cocok untuk treatment kecantikan.
2. Petrisage /Kneading (Meremas)
Meremas dengan jari dan tangan
dimulai mengangkat, menjepit jaringan otot, mencomot dan meremas. Gerakan
meremas dilakukan secara bergantian antara tangan kanan dan kiri.
Tujuan manipulasi ini untuk
mengembangkan elastisitas, mengaktifkan aliran darah, memperbaiki pergantian
nutrisi dan pembuangan (ekskresi), merangsang syaraf motorik,
memperbaiki fungsi otot dan sangat
bagus untuk olahragawan dan pekerja keras.
3. Friction /Rubbing (Gerusan)
Menggerus dengan menggunakan jari
jempol (jari yang paling kuat), kepalan tangan, pangkal telapak tangan atau
dengan siku tangan.
Bertujuan untuk melancarkan system
sirkulasi darah, menimbulkan hiperamia, pembesaran serabut otot dari refleks
vaskuler, hormonal dan syaraf, baik untuk schele post trauma (regenerasi
jaringan) dan akan mengurangi rasa nyeri otot.
4. Tapotament ( Pukulan)
Pukulan secara beruntun dan
berirama dengan menggunakan pisau tangan, kepalan tangan atau menguncupkan
kedua telapak tangan.
Tujuan untuk meningkatkan sirkulasi
darah, meningkatkan pengeluaran nafas (ekspirasi), meningkatkan syaraf
vasomotor, menimbulkan suara khas teknik sport massage dan teknik ini jangan
diberikan pada otot yang terasa nyeri atau post traumatic.
5. Vibration ( Getaran)
Menggerakkan otot-otot dengan
menggetarkan dengan ujung-ujung jari tangan , buku-buku tangan dan pangkal
telapak tangan.
Tujuan untuk meningkatkan rasa aman
dan ketenangan (sedative) dan sangat berguna untuk proses relaksasi.
6. Shaking (Goncangan)
Menggoncang-goncangkan sekelompok
otot dengan pisau tangan atau dengan telapak tangan secara berurutan antara
tangan kanan dan kiri.
Tujuan untuk merelaksasikan otot,
merangsang syaraf motorik, mempercepat aliran darah, dan sangat efektif untuk
mengatasi kram otot.
7. Shiatsu (Menekan)
Menekan sekelompok otot dengan ibu
jari atau dengan dua ibu jari , dengan kepalan tangan atau dengan siku tangan.
Tujuan untuk meningkatkan pervusi
darah / aliran darah dan sangat bagus untuk meningkatkan / menaikkan tekanan
darah serta untuk mengecek kekuatan otot.
8. Cabikan
Hampir Sama dengan gerakan
petrisage hanya gerakan cabikan ini lebih cepat dan hanya menggunakan ujung
jari tangan saja. Bertujuan untuk mempercepat sirkulasi darah, sangat bagus
untuk hipotensi.
9. Sapuan
Gerakan menyapu secara bolak balik
dengan menggunakan ujung jari tangan terutama pada daerah punggung (posterior),
dilakukan secara berirama cepat dan bisa secara tidak beraturan gerak
sapuannya.
Bertujuan untuk meningkatkan
sirkulasi darah dengan cepat dan sangat efektif untuk penderita hipotensi.
10. Tarikan
Gerakan menarik jari-jari tangan
dan kaki, lengan bawah dan atas, tungkai bawah dan tungkai atas. Bertujuan
untuk meningkatkan fleksibilitas persendian.
11. Peregangan
Gerakan meregangkan (stretching)
otot-otot tertentu dengan maksud untuk mengefektifkan penanganan cedera otot,
sebagai sarana warming-up dan cooling down.
12. Melipat Kulit ( Skin rolling)
Manipulasi ini dimaksudkan untuk
melepaskan kulit dari jaringan ikat, dan melebarkan pembuluh kapiler (rambut)
dibawah kulit. Bertujuan untuk mempertinggi tonus dan memperbaiki
pertukaran zat serta peredaran darah dibawah kulit.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdiansyah,
bambang. 2011. Sport Massage
(Online), (http://blog.uny.ac.id/faidillahkurniawan/2010/08/31/ekstra-kurikuler-sebagai-wahana-pembentukan-karakter-siswa-di-lingkungan-pendidikan-sekolah/),
diakses 25 Januari 2013.
Yanuar. 2011. Massage (Online), (http://newfeedscapricorneus.blogspot.com/2011/10/massage.html),
diakses 25 Januari 2013.
Elang. 2010. Sekilas tentang Massage (Online), (http://tumoutou.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=16),
diakses 25 Januari 2013.
Fitiana, Dyah.
2011. Massage (Online), (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCwQFjAA&url=http%3A%2F%2Fml.scribd.com%2Fdoc%2F65288743%2FSejarah-Massage&ei=XScFUdDHDsHKrAfypIBw&usg=AFQjCNGfd3H143huz7f0E0_-pBKFIkLRIg&sig2=aLjCsYYVXaVpUQlMh1EM5A&bvm=bv.41524429,d.bmk),
diakses 25 Januari 2013.
Haryono, Agus.
2005. MASSAGE (Online), (http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&ved=0CF8QFjAI&url=http%3A%2F%2Fpusdikjas-kodiklat-tniad.mil.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2013%2F01%2FMASSAGE-jadi8.doc&ei=JyMFUfPNB4uSrgfLkICIBw&usg=AFQjCNGBcj5CyxOdWUPk-YKGwU75Q-s1tg&sig2=uu_rvaLyL4fLYaHPkOW8_w&bvm=bv.41524429,d.bmk),
diakses 25 Januari 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar