TES, PENGUKURAN, PENILAIAN
DAN EVALUASI
A.
Pengertian Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
1. Tes
Istilah ini berasal dari bahasa latin “testum”
yang berarti sebuah piringan atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini
dipergunakan dalam lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai
metode psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan
tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang atau untuk
menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes adalah suatu alat
yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu. Dengan
demikian, fungsi tes adalah sebagai alat ukur.
Tes adalah suatu pertanyaan atau tugas/seperangkat
tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait/atribut
pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut
mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar (Ebel dan Frisbie 1996;
Sax 1980; Lehmann 1973; Zainul 1995). Menurut Riduwan ( 2006: 37) tes sebagai
instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan / latihan yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki individu / kelompok.Menurut Allen Philips (1979: 1-2) A
test is commonly difined as a tool or instrument of measurement that is used to
obtain data about a specific trait or characteristic of an individual or group.
Test biasanya diartikan sebagai alat atau instrumen dari pengukuran yang
digunakan untuk memperoleh data tentang suatu karakteristik atau ciri yang
spesifik dari individu atau kelompok.) Menurut Rusli Lutan (2000:21) tes adalah
sebuah instrument yang dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang
atau obyek. Tes adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada
peserta didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi
syarat-syarat tertentu yang jelas.
Tes dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai kelompok.
Berdasarkan bentuknya dikenal adanya tes uraian (essay test) dan tes objektif
(objective test). Tes Uraian berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan menjadi
dua, yakni tes uraian terbatas (restricted essay test) dan tes uraian bebas
(extended essay test). Tes objektif, berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan
menjadi 3, yakni tes benar salah (true-false test), tes menjodohkan (mathcing
test), dan tes pilihan ganda (multiple choice test).
Beberapa tipe tes tersebut masih dapat dikelompokkan
lagi menjadi beberapa jenis tes berdasarkan ragam dan karakternya. Tes
berdasarkan cara melakukannya juga dapat dipilih menjadi tes tertulis, tes
lisan, dan tes perbuatan. Informasi tentang trait/atribut pendidikan atau
psikologik dapat juga didapatkan dengan cara nontes. Misalnya dengan melakukan
observasi, wawancara, angket, sosiometri, catatan anecdote, dan sebagainya.
Uraian lebih lanjut tentang tes dan nontes akan dipaparkan lebih rinci pada
bagian lain buku ini.
2. Pengukuran
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas “sesuatu”. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru,
gedung sekolah, meja belajar, papan tulis, dll. Dalam proses pengukuran
tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non tes). Alat ukur
tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang
tinggi.Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta
didik telah mencapai karakteristik tertentu. Menurut William Shockley (
id.wilkipedia.org/wiki/pengukuran). Pengukuran adalah perbandingan dengan
standar. Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). Pengukuran adalah suatu
kegiatan untuk mengetahui informasi atau data secara kuantitatif. Pengukuran
tidak melibatkan pertimbangan mengenai baik-buruknya, tidak menentukan siapa
yang lulus dan tidak lulus.Menurut Rusli Lutan (2000:21) pengukuran ialah
proses pengumpulan informasi. Menurut Gronlund yang dikutip Sridadi (2007)
pengukuran suatu kegiatan atau proses
untuk memperoleh deskripsi numerik dan tingkatan atau derajat karakteristik
khusus yang dimiliki individu.Menurut Allen Philips (1979: 1-2) a measure is
the score that has been assigned on the basis of a test. ( Pengukuran adalah
mencetak prestasi yang telah ditugaskan atas dasar suatu perjanjian.Menurut
Kerlinger yang dikutip Sridadi (2007) pengukuran sebagai pemberian angka-angka pada obyek atau
kejadian-kejadian menurut suatu aturan tertentu.Menurut
id.wilkipedia.org/wiki/pengukuran. Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar
atau satuan pengukuran.
Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik,
tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa
dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian,
atau kepercayaan
konsumen Menurut Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang
dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu
obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.Menurut Wolf (1984: 7)
Measurement is the act of process of measuring. (Pengukuran adalah tindakan
dari proses dari mengukur.
Pengukuran berkaitan erat dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif.Pengukuran adalah pemberian angka pada suatu
atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang atau objek lain
menurut aturan atau formulasi yang jelas. Karakteristik dari pengukuran adalah
penggunaan angka atau skala tertentu dan penggunaan aturan atau formula tertentu
(Ebel dan Frisbie 1996; Sax 1980; Lehmann 1973; Zainul 1995). Misalnya, untuk
mengukur berat atau tinggi badan seseorang kita akan dengan mudah melakukannya
karena alat ukur dan formulasinya telah diketahui secara umum.
Pengukuran menjadi kompleks dan rumit bila kita dihadapkan
pada pengukuran tentang kecepatan cahaya, ketinggian puncak gunung, daya
penglihatan, kemampuan pendengaran, kecerdasan, kematangan, dan kepribadian
seseorang. Alat ukur dan formulasinya sangat khusus dan hanya orang yang ahli
di bidangnya yang bisa melakukannya. Dengan kata lain, tidak semua orang bisa
melakukan pengukuran dalam semua bidang dengan baik. Demikian juga halnya
dengan pengukuran dalam dunia pendidikan, yang pada umumnya hanya bisa
dilakukan oleh orang-orang ahli di bidang pendidikan. Kemampuan ini merupakan
kemampuan profesional guru. Tanpa melakukan pengukuran, seorang guru tidak akan
mengetahui kemajuan proses belajar mengajar yang dikelolanya. Berdasarkan
uraian tersebut dapat diketahui ada dua karakter pengukuran, yakni pemakaian
angka atau skala tertentu, dan pemakaian atauran atau formula tertentu.
3. Peniaian
Groundlund (1971:6) mengungkapkan bahwa penilaian merupakan
deskripsi kualitatif dari tingkah laku siswa baik yang didasarkan pada hasil
pengukuran (tes) maupun bukan hasil pengukuran (nontes: catatan anekdot,
observasi, wawancara dll). Menurut Buana (www.fajar.co.id/news.php). assessment
adalah alih-bahasa dari istilah penilaian. Penilaian digunakan dalam konteks
yang lebih sempit daripada evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara internal.
Penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti
baik-buruk, efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya
sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan sebelumnya.Menurut
www.elook.org/dictionary/assessment.htm
Definition of assessment: the classification of someone or something with
respect to its worth.( Definisi dari penilaian adalah penggolongan seseorang
atau sesuatu berkenaan dengan harganya.)Menurut Angelo (1991: 17) Classroom
Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early and
often, on how well their students are learning what they are being taught.
(Penilaian Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat menggunakan fakultas
(sekolah) untuk mengumpulkan umpan balik, awal dan setelahnya, pada seberapa
baik para siswa mereka belajar apa yang mereka ajarkan.)Menurut Suharsimi yang
dikutip oleh Sridadi(2007) penilaian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam
pengambilan keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik-buruk → bersifat
kualitatif.Menurut Depag yang dikutip Sridadi (2007) penilaian adalah suatu
usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa
melalui kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan sehingga dapat dijadikan
dasar untuk menentukan langkah selanjutnya.Menurut Rusli Lutan (2000:9)
assessment termasuk pelaksanaan tes dan evaluasi. Asessment bertujuan untuk
menyediakan informasi yang selanjutkan digunakan untuk keperluan informasi.
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis
dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil
belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan
kriteria dari pertimbangan tertentu. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan
informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu
peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya
adalah kegiatan penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk
mendidik sesuai dengan prinsip pedagogis. Guru harus menyadari
bahwa kemajuan belajar perserta didik merupakan salah satu indikator
keberhasilan dalam pembelajaran.Penilaian (assessment) adalah penerapan
berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi
tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang
sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian
dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai
kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau
penentuan nilai kuantitatif tersebut. Penilaian (assessment) merupakan istilah
yang umum dan mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui
keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik
atau kelompok.
4. Evaluasi
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation yang aberarti penilaian atau penaksiran (John M.
Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan
evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing
useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi
merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang
berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi adalah kegiatan
mengukur dan menilai. Mengukur lebih besifat kuantitatif, sedangkan menilai
lebih bersifat kualitatif. Viviane dan Gilbert de Lansheere (1984) menyatakan
bahwa evaluasi adalah proses penentuan apakah materi dan metode pembelajaran telah
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menurut Rusli Lutan (2000:22) evaluasi
merupakan proses penentuan nilai atau kelayakan data yang terhimpun. Menurut
Buana (www.fajar.co.id/news.php). Evaluasi adalah suatu kegiatan atau proses
untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan seperti program
pendidikan termasuk perencanaan suatu program, substansi pendidikan seperti
kurikulum, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan,
dan lain-lain. Menurut Sridadi (2007) evaluasi : suatu proses yang dirancang
secara sistematis dan terencana dalam rangka untuk membuat
alternatif-alternatif keputusan atas dasar pengukuran dan penilaian yang telah
dilakukan sebelumnya.Allen Philips (1979: 1-2) evaluation is a complex term
that often is misused by both teachers and students. It involves making
decicions or judgements about students based on the extent to which
instructional objectives are achieved by them. (evaluasi adalah suatu istilah
kompleks yang sering disalahgunakan oleh para guru dan para siswa. Evaluasi
melibatkan pembuatan keputusan atau penghakiman tentang para siswa didasarkan
pada tingkat sasaran hasil yang dicapai oleh mereka.Menurut Sutarsih dan
Kadarsih yang dikutip oleh Sridadi (2007) evaluasi : suatu proses untuk memberikan
atau menentukan nilai kepada obyek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu.
Penentuannya bisa dilakukan salah satunya dengan cara
pemberian tes kepada pembelajar. Terlihat disana bahwa acuan tes adalah tujuan
pembelajaran. Evaluasi adalah kegiatan identifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau tidak
berharga, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya.
Evaluasi juga dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian untuk mengambil
keputusan yang menggunakan seperangkat hasil pengukuran dan berpatokan kepada
tujuan yang telah dirumuskan. Pada hakikatnya evaluasi adalah suatu proses yang
sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari
sesuatu, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan
keputusan.
B.
Perbedaan Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Rustaman (2003) mengungkapkan bahwa asesmen lebih
ditekankan pada penilaian proses. Sementara itu evaluasi lebih ditekankan pada
hasil belajar. Apabila dilihat dari keberpihakannya, menurut Stiggins (1993)
asesmen lebih berpihak kepada kepentingan siswa. Siswa dalam hal ini
menggunakan hasil asesmen untuk merefleksikan kekuatan, kelemahan, dan
perbaikan belajar. Sementara itu evaluasi menurut Rustaman (2003) lebih
berpihak kepada kepentingan evaluator.
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa terdapat
perbedaan antara evaluasi dengan asesmen. Evaluasi (evaluation) merupakan
penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Evaluasi pendidikan lebih
bersifat makro, meluas, dan menyeluruh. Evaluasi program menelaah
komponen-komponen yang saling berkaitan tentang perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan. Sementara itu asesmen merupakan penilaian dalam scope yang lebih
sempit (lebih mikro) bila dibandingkan dengan evaluasi. Seperti dikemukakan
oleh Kumano (2001) asesmen hanya menyangkut kompetensi siswa dan perbaikan
program pembelajaran.
Harlen (1982) mengungkapkan perbedaan antara asesmen
dan evaluasi dalam hal metode. Evaluasi dinyatakan menggunakan kriteria dan
metode yang bervariasi. Asesmen dalam hal ini hanya merupakan salah satu dari
metode yang dipilih untuk evaluasi tersebut. Selain dari itu, subyek untuk
asesmen hanya siswa, sementara itu subyek evaluasi lebih luas dan beragam
seperti siswa, guru, materi, organisasi, dll.
Yulaelawati (2004) menekankan kembali bahwa scope
asesmen hanya mencakup kompetensi lulusan dan perbaikan cara belajar siswa.
Jadi hubungannya lebih pada peserta didik. Ruang lingkup evaluasi yang lebih
luas ditunjukkan dengan cakupannya yang meliputi isi atau substansi, proses
pelaksanaan program pendidikan, kompetensi lulusan, pengadaan dan peningkatan
tenaga kependidikan, manajemen pendidikan, sarana dan prasarana, dan
pembiayaan.
Pengukuran, Tes, dan evaluasi dalam pendidikan
berperan dalam seleksi, penempatan, diagnosa, remedial, umpan balik, memotivasi
dan membimbing. Baik tes maupun pengukuran keduanya terkait dan menjadi bagian
istilah evaluasi. Meski begitu, terdapat perbedaan makna antara mengukur dan
mengevaluasi. Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran
tertentu. Dengan demikian pengukuran bersifat kuantitatif. Sementara itu
evaluasi adalah pengambilan suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran
baik-buruk Dengan demikian pengambilan keputusan tersebut lebih bersifat
kualitatif (Arikunto,2003; Zainul & Nasution, 2001).
Setiap butir pertanyaan atau tugas dalam tes harus
selalu direncanakan dan mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar
(Jacobs & Chase, 1992). Sementara itu tugas ataupun pertanyaan dalam
kegiatan pengukuran (measurement) tidak selalu memiliki jawaban atau cara
pengerjaan yang benar atau salah karena measurement dapat dilakukan melalui
alat ukur non-tes. Maka tugas atau pertanyaan tersebut bukanlah tes. Selain
dari itu, tes mengharuskan subyek untuk menjawab atau mengerjakan tugas,
sementara itu pengukuran (measurement) tidak selalu menuntut jawaban atau
pengerjaan tugas.
Berdasarkan pengertian di atas penulis menyimpulkan
bahwa penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan
menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang
menggunakan tes maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan
standar yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai
adalah kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau
membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan.Penilaian
bersifat kualitatif.
Agar lebih jelas perbedaannya maka perlu dispesifikasi
lagi untuk pengertian masing-masing :
·
Evaluasi
pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai,
kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
·
Penilaian dalam
pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari
pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program
kegiatan belajar.
·
Pengukuran atau
measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas
sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan
merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Dalam dunia pendidikan, yang
dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan Cangelosi (1995: 21) adalah proses
pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
perbedaan antara tes, pengukuran dan penilaian
terletak pada waktu dan fungsinya. Tes digunakan sebagai alat atau media untuk
memperoleh informasi tentang orang lain. Pengukuran digunakan untuk memberi
angka pada karakteristik tertentu yang dimiliki oleh orang, hal, atau obyek
yang diambil dari sebuah tes. Sedangkan penilaian digunakan untuk mengambil
keputusan berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan pengukuran
sebelumnya.
Perbedaannya
terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang lingkup penilaian lebih
sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu komponen atau aspek saja,
seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian biasanya dilakukan dalam
konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas, mencangkup semua komponen
dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya pihak internal tetapi juga
pihak eksternal.Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang
meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument)
pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif
(angka-angka) tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan evaluasi dan
penilaian lebih bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan
pada hasil pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan
wawancara.
Perhatikan ilustrasi berikut ini:“Bu
Nisa ingin mengetahui apakah peserta didiknya sudah menguasai kompetensi dasar
dalam matapelajaran TIK. Untuk itu, Bu Nisa memberikan tes tertulis dalam
bentuk objektif pilihan ganda sebanyak 50 soal kepada peserta didiknya (artinya
Bu Nisa sudah menggunakan tes). Selanjutnya, Bu Nisa memeriksa lembar jawaban
peserta didik sesuai dengan kunci jawaban, kemudian sesuai dengan rumus
tertentu dihitung skor mentahnya. Ternyata, skor mentah yang diperoleh peserta
didik sangat bervariasi, ada yang memperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan
seterusnya (sampai disini sudah terjadi pengukuran). Angka atau skor-skor
tersebut tentu belum mempunyai nilai /makna dan arti apa-apa. Untuk memperoleh
nilai dan arti dari setiap skor tersebut, Bu Nisa melakukan pengolahan skor
dengan pendekatan tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala 0 –
10 menunjukkan bahwa skor 25 memperoleh nilai 5 (berarti tidak
menguasai), skor 36 memperoleh nilai 6 (berarti cukup menguasai), skor 44
memperoleh nilai 8 (berarti menguasai), dan skor 47 memperoleh nilai 9 (berarti
sangat memuaskan). Sampai disini sudah terjadi proses penilaian. Ini contoh
dalam ruang lingkup penilaian hasil belajar. Jika Bu Nisa menilai seluruh
komponen pembelajaram maka berarti terjadi evaluasi.“
C. Hubungan Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
Kumano
(2001) mengungkapkan bahwa meskipun terdapat perbedaan makna/pengertian,
asesmen dan evaluasi memiliki hubungan. Hubungan antara asesmen dan evaluasi
tersebut digambarkan sebagai berikut.

Menurut Zainul
& Nasution (2001) Hubungan antara tes, pengukuran, dan evaluasi adalah
sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat dilakukan dengan baik dan benar
apabila menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran yang
menggunakan tes sebagai alat ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya
merupakan salah satu alat ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang
hasil belajar tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan
alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.
Zainul dan
Nasution (2001) menyatakan bahwa guru mengukur berbagai kemampuan siswa.
Apabila guru melangkah lebih jauh dalam menginterpretasikan skor sebagai hasil
pengukuran tersebut dengan menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai
atas dasar pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru tersebut telah melangkah
lebih jauh menjadi evaluasi. Untuk mengungkapkan hubungan antara asesmen dan
evaluasi, Gabel (1993) mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses pemberian
penilaian terhadap data atau hasil yang diperoleh melalui asesmen. Hubungan
antara asesmen, evaluasi, pengukuran, dan testing dalam hal ini dikemukakan
pada

Sementara itu
Yulaelawati (2004) mengungkapkan bahwa asesmen merupakan bagian dari evaluasi.
Apabila kita membicarakan tentang evaluasi, maka asesmen sudah termasuk di
dalamnya. Untuk lebih memperjelas hubungan antara tes, pengukuran, dan
evaluasi, pada Tabel 2. diberikan contoh tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi
dalam praktek pembelajaran sehari-hari.
Tabel
2. Contoh Hubungan antara tes, non-tes, pengukuran, dan evaluasi


Evaluasi pembelajaran adalah suatu
proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam
rangka pengendalian, penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti)
pembelajaran terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Penilaian hasil belajar adalah suatu
proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan, menyeluruh dalam rangka
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil
belajar peserta didik.
D.
Kriteria Tes, Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi
1. Kriteria Tes yang
Baik
§ Validitas (Ketepatan); Suatu alat pengukur dapat
dikatakan alat pengukur yang valid apabila alat pengukur tersebut dapat
mengukur apa yang hendak diukur secara tepat.
§ Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang
dicapai oleh orang yang sama ketika diuji ulang dengan tes yang sama pada
kesepatan yang berbeda, atau dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang
berbeda, atau pada kondisi pengujian yang berbeda
§ Objektivitas; Suatu tes dikatakan obyektif jika tes
tersebut diajukan kepada beberapa penilai, tetapi memberikan skor yang sama,
untuk disiapkan kunci jawaban (scorring key).
§ Memiliki discrimination power (daya pembeda); Tes
yang dikatakan baik apabila mampu membedakan anak yang pandai dan anak yang
bodoh.
§ Mencakup ruang lingkup (scope) yang sangat luas dan
menyeluruh; Tes yang baik harus memiliki komphrehensi veenes, ini akan
menyisihkan siswa yang berspekulasi dalam menempuh tes.
v Praktis; mencakup :
o Mudah dipakai/ diperiksa
o Hemat biaya
o Mudah diadministrasikan
o Tidak menyulitkan guru dan sekolah.
2. Kriteria Pengukuran
·
Pengukuran harus jelas parameternya.
·
Memiliki sasaran yang terukur
·
Mudah dipahami cara pengkurannya.
·
Dapat diukur setiap waktu dan simple.
3. Kriteria Penilaian
·
Penilaian dilakuakn selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung
·
Aspek yang diukur adalah keterampilan dan performasi, bukan mengingat
fakta apakah peserta didik belajar? Atau apa yang sudah diketahui peserta
didik?
·
Penilaian dilakukan secara berkelanjutan, yaitudilakukan dalam beberapa
tahapan dan periodik, sesuai dengan tahapan waktu dan bahasanya, baik dalam
bentuk formatif maupun sumatif.
·
Penilaian dilakukan secara integral, yaitu menilai berbagai aspek
pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik sebagai satu kesatuan utuh.
·
Hasil penilain digunakan sebagai feedback, yaitu untuk keperluan
pengayaan (enrichment) standart minimal telah tercapai atau mengulang (remedial)
jika standart minimal belum tercapai.
4. Kriteria Evaluasi
1.
Evaluasi adalah
suatu proses bukan suatu hasil ( produk ). Hasil yang diperoleh dari kegiatan
evaluasi adalah kualitas sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti,
sedangkan kegiatan untuk sampai pada pemberian nilai dan arti itu adalah
evaluasi. Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana proses
pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu.
2.
Tujuan evaluasi
adalah untuk menentukan kualitas sesuatu, terutama yang berkenaan dengan “nilai
dan arti”.
3.
Dalam proses
evaluasi harus ada pemberian pertimbangan ( judgement ) yang merupakan
konsep dasar dari evaluasi. Melalui pertimbangan inilah ditentukan nilai dan
arti / makna dari sesuatu yang dievaluasi.
4.
Pemberian
pertimbangan tentang nilai dan arti haruslah berdasarkan kriteria tertentu.
Tanpa kriteria yang jelas, pertimbangan nilai dan arti yang diberikan bukanlah
suatu proses yang dapat diklasifikasikan sebagai evaluasi. Kriteria ini penting
dibuat oleh evaluator dengan pertimbangan:
·
Hasil evaluasi
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
·
Evaluator lebih
percaya diri.
·
Menghindari
adanya unsur subjektivitas.
·
Memungkinkan
hasil evaluasi akan sama, sekalipun dilakukan pada waktu dan orang yang berbeda.
·
Memberikan
kemudahan bagi evaluator dalam melakukan penafsiran hasil evaluasi.
DAFTAR RUJUKAN
Jutmini, S, dkk.
(2008). Panduan Evaluasi Pembelajaran [Online]. 10. Tersedia:
http://lpp.uns.ac.id/download/PANDUAN%20EVALUASI%20PEMBELAJARAN.pdf [11 Okteber
2010].
Ratna. (2009). PENGERTIAN
DAN ESENSI KONSEP EVALUASI, ASESMEN, TES, DAN PENGUKURAN (Online). http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=pengertian%20asesmen&source=web&cd=3&ved=0CDEQFjAC&url=http%3A%2F%2Ffile.upi.edu%2FDirektori%2FFPMIPA%2FJUR._PEND._BIOLOGI%2FANA_RATNAWULAN%2Fpengertian_asesmen.pdf&ei=vRcpT8S0E8PyrQessuDhAQ&usg=AFQjCNGGca4u1WgNMwIlGAsqT5W6-1BWzQ&cad=rja.
Pdf (1 Februari 2012).
wahh lengkapnya... terimakasih Postinnya by Ibuku :)
BalasHapusKursus Jahit Yogyakarta
BalasHapusKursus Jahit Bordir Jogja Kursus Jahit Bordir Yogya
LPK NAVITA
Tempat Pelatihan Orang Mandiri
Pelatihan Jahit, Kaos, Bordir, Tas, Sulam Pita, Payet, Kreasi Flanel, Aplikasi Kain Perca
Mudah-Murah-Hemat-Terampil
Kenapa memilih LPK Navita:
Berpengalaman sejak 2003
Berpengalaman dalam Gugus Kendali Mutu Nasional 2009
Mesin Jahit Bordir Lengkap Kecil-Besar
Magang
GRATIS lebih dari 70 Modul Jahit Terbaik EBOOK senilai 500.000
Biaya Mulai 250rb/program
Tempat terjangkau(200m ke selatan Jalan Kusumanegara)
Disediakan asrama bagi yang berasal luar kota yogya
Terima Order Jahitan Partai Besar/Kecil
Glagah Uh4/196
Warungboto Umbulharjo yogyakarta
PH.(0274)450326/714205
buka cabang di sleman :
Perum Sidoarum Blok III Jl. Kepodang S-42
Godean Sleman Yogyakarta
HP. 085740028487
pin bb 75F08617
Kursus Jahit
Makasih ilmunya,,, :)
BalasHapusMakasih ilmunya,,, :)
BalasHapusTerimakasih ilmunya sangat bermanfaat. Saya mau tanya... saya sedang di mencari perbedaan antara penilaian dan pengujian.. dr definisi diatas saya blm menemukan apa itu pengujian. Apakah pengujian dan evaluasi itu pnya definisi yg sama? Terimakasih smga dijawab secepatnya ;)
BalasHapusTerimakasih ilmunya sangat bermanfaat. Saya mau tanya... saya sedang di mencari perbedaan antara penilaian dan pengujian.. dr definisi diatas saya blm menemukan apa itu pengujian. Apakah pengujian dan evaluasi itu pnya definisi yg sama? Terimakasih smga dijawab secepatnya ;)
BalasHapussikat gan ...
BalasHapusmampir juga
http://blog-nya-newbie.blogspot.co.id/2016/04/pengertian-tes-pengukuran-dan-evaluasi.html
Mantuul
BalasHapusMampir ya, dengan informasi ini semakin bertambah ilmu saya. Terimakasih
BalasHapusklau mau berkarya pakai pikiran dan tuliasan sendiri jangan ciiplak gini ya
BalasHapus